GROBOGAN, Lingkarjateng.id – Akses Jalan provinsi di Kabupaten Grobogan yang menghubungkan Kecamatan Wirosari dengan Kecamatan Kradenan banyak mengalami kemiringan. Namun perbaikan baru dapat dilakukan sepanjang 30 meter.
Akses Jalan Wirosari-Kradenan terdapat banyak rekahan di tengah jalan beton sehingga hanya bisa dilakukan tambal sulam menggunakan aspal agar tidak membahayakan pengguna jalan.
Sub kordinator 1 Balai Pengelola Jalan wilayah Purwodadi, Wimas Radit Sumbodo, menjelaskan perbaikan Jalan Wirosari-Kradenan hanya dapat dilakukan 30 meter.
“Sementara untuk perawatan rutin kita melakukan penambalan rekahan menggunakan aspal. Setiap dua minggu dilakukan pemantauan lokasi,” terangnya, Minggu, 2 Juni 2024.
Wimas mengatakan lantaran keterbatasan anggaran maka perbaikan hanya dilakukan di jalan yang dinilai mengalami kerusakan parah. Menurutnya, kerusakan jalan tersebut baik yang mengalami rekahan maupun patahan beton, diakibatkan dari unsur tanah di wilayah Grobogan yang ekspansif atau jenis tanah gerak.
“Kita sudah lakukan penanganan secara rutin, cuman masih ada pergerakan kalau musim kemarau, kalau musim penghujan pergerakan tanah akan berhenti sendiri,” jelasnya.
Sedangkan solusi dari tanah bergerak hanya dapat ditangani dengan membuat dinding penahan tanah (DPT) atau borepile.
“Hanya di samping bahu jalan tersebut, rigidnya yang merekah ditambal saja dengan aspal kalo sudah ada DPT pergerakan beton akan berhenti,” ucapnya.
Ia menyebutkan, untuk pembuatan DPT sudah pernah teralokasi di tahun 2020, namun karena refocusing anggaran untuk Covid-19 sehingga dibatalkan.
“Untuk pengadaan DPT mungkin akan di usulkan 2025, kalau untuk tahun 2024 ada urgensi alokasi lain yang perlu diselesaikan,” ucapnya.
Pihaknya memaparkan total kebutuhan anggaran untuk perbaikan akses jalan tersebut dengan total kerusakan mencapai 800 meter.
“Kalau total buat dinding penahan tanah dan perbaikan rigid miring butuh 15 miliar,” sambungnya.
Pihaknya juga berpesan untuk pengguna jalan khususnya roda dua untuk berhati-hati bila melewati Jalan Wirosari-Kradenan karena rekahan di tengah jalan bisa membuat tergelincir. (Lingkar Network | Eko Wicaksono – Lingkarjateng.id)