Puluhan Sekolah di Demak Terendam Banjir, Siswa Terpaksa Belajar Daring

Kondisi depan kelas SDN 4 Sayung yang tergenang banjir

Kondisi SDN 4 Sayung, Kabupaten Demak, yang tergenang banjir. (Dok. Pribadi/Lingkarjateng.id)

DEMAK, Lingkarjateng.id – Puluhan sekolah di Kabupaten Demak kini terdampak banjir sehingga memaksa kegiatan belajar mengajar (KBM) guru dan siswa dilakukan secara dalam jaringan (daring).

Berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPDB) Kabupaten Demak, saat ini ada sebanyak 22 sekolah yang tersebar di Kecamatan Sayung dan Karangtengah yang terdampak banjir.

Kepala Sekolah SDN 4 Sayung, Nur Hidayati, mengungkapkan bahwa saat ini proses KBM guru dan siswa di sekolahnya dilakukan secara daring. Pasalnya, kondisi genangan air di sekolah tersebut belum surut, bahkan semakin tinggi, sehingga tidak memungkinkan untuk dilakukan KBM tatap muka di dalam kelas.

“Sebelum daring, KBM di SDN 4 Sayung dilakukan dengan sistem shift, tapi lama-lama air makin tinggi. Kemudian orang tua siswa menyarankan agar kegiatan belajarnya melalui daring saja,” katanya saat dihubungi pada Kamis, 6 Februari 2025.

Hidayati menjelaskan bahwa seluruh siswanya yang berjumlah 306 siswa sudah mengikuti KBM dengan sistem daring sejak Senin, 3 Februari 2025.

Selain itu, ia juga menyampaikan bahwa setiap tahun sekolah tersebut kerap menjadi langganan banjir saat memasuki musim penghujan.

Pihaknya sudah melakukan upaya dengan peninggian sejumlah ruangan kelas untuk mengantisipasi air masuk kedalam kelas. Namun, dengan adanya genangan air tinggi, saat ini seluruh kelas terendam.

“Sebelumnya itu ada sekitar tiga kelas yang kami tinggikan sekitar 80 sentimeter, tapi sekarang terendam juga,” ujarnya.

Saat ini, ketinggian air di SDN 4 Sayung mencapai 60 hingga 100 sentimeter. Hal itu diperparah dengan adanya curah hujan yang tinggi.

“Ini tambah, kalau di lapangannya itu kurang lebih 1 meter ada. Kalau di dalam ruangan itu sekitar 60 sentimeter,” katanya.
Ia juga mengungkapkan bahwa sejumlah ruangan di SD tersebut mengalami kerusakan akibat terendam banjir selama sepekan lebih.

“Untuk kerusakan memang ada, ada beberapa kelas rusak diakibatkan karena banjir ini,” pungkasnya. (Lingkar Network | M. Burhanuddin Aslam – Lingkarjateng.id)

Exit mobile version