DEMAK, Lingkarjateng.id – Proyek normalisasi Sungai Wulan sepanjang 30 kilometer (km) untuk menangani banjir di wilayah Kabupaten Demak, Kudus, dan sekitarnya dengan anggaran Rp 1,2 triliun ditarget rampung dalam kurun waktu tiga tahun mendatang.
Hal itu disampaikan Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana, Fikri Abdurrochman, dalam kegiatan “Sosialisasi dan Konsolidasi Flood Management in North Java Project Wilayah Kabupaten Demak” di Gedung Grhadika Bina Praja pada Selasa, 11 Februari 2025.
“Anggaran Rp 1,2 triliun, dengan panjang sekitar 30 Km, itu untuk 3 tahun, mulai 2024-2026,” kata Fikri.
Dengan adanya normalisasi itu, daya tampung debit air di Sungai Wulan yang sebelumnya hanya 770 meter kubik per detik, kini ditingkatkan menjadi 1.300 meter kubik per detik.
“Kalau pas banjir kemarin itu pernah sampai 1.200 meter kubik per detik. Semoga saja ini nanti bisa kuat lah dan tidak terjadi banjir lagi,” ujarnya.
Berkaitan dengan sejumlah tanggul di wilayah Kabupaten Demak dalam kondisi memprihatinkan sekaligus sejumlah sungai yang mengalami sedimentasi, ia akan menindaklanjuti hal itu setelah proses normalisasi Sungai Wulan rampung.
“Ada banyak terkait yang memang perlu dinormalisasi, ke depan mungkin setelah kegiatan Wulan ini selesai dan nanti kita akan usulkan lagi,” tandasnya.
Sementara itu, Bupati Demak Eisti’anah menyambut baik dengan adanya normalisasi Sungai Wulan oleh pemerintah pusat melalui BBWS Pemali Juana.
“Koordinasi yang baik memang diperlukan. Karena melihat jebolan kemarin sudah dilakukan penguatan. Kemudian untuk Sungai Wulan itu, proyek startnya dari Jembatan Tanggul Angin sampai ke hilir laut, dan itu dibagi dalam 3 segmen yang akan dilaksanakan sampai di tahun 2026 selesai,” katanya.
Berkaitan dengan disposal sedimentasi dari hasil normalisasi Sungai Wulan itu, Eisti’anah menyarankan agar ditempatkan di lahan tempat pemrosesan akhir (TPA) milik Pemkab Demak.
“Untuk disposal tadi disampaikan, memang diutamakan untuk tanah-tanah atau lokasi milik aset Pemkab Demak. Tadi dari DLH mungkin di TPA, karena TPA kita masih cukup luas dan itu bisa dimanfaatkan untuk kedepannya,” pungkasnya. (Lingkar Network | M. Burhanuddin Aslam – Lingkarjateng.id)