Sempat Diprotes Warga, Pengalihan Alur Sungai Randu Blora Akhirnya Dibatalkan

PROYEK: Tampak proyek pengalihan alur Sungai Randu, Kecamatan Randublatung, Kabupaten Blora kini dibatalkan. (Hanafi/Lingkarjateng.id)

PROYEK: Tampak proyek pengalihan alur Sungai Randu, Kecamatan Randublatung, Kabupaten Blora kini dibatalkan. (Hanafi/Lingkarjateng.id)

BLORA, Lingkarjateng.id – Pengalihan alur sungai Randu di lingkungan RT 2 RW 1 Kecamatan Randublatung, Kabupaten Blora berakhir dibatalkan.

Upaya pengalihan alur Sungai Randu oleh SMK Muhammadiyah Randublatung ini sebelumnya juga sempat diprotes warga sekitar lantaran khawatir menimbulkan banjir saat musim penghujan.

Pantauan di lokasi pada Senin, 25 September 2023 tampak sudah ada alat berat digunakan untuk pengerukan. Selain itu, alur Sungai juga sudah mulai dikembalikan seperti semula.

Salah satu pekerja, Suwarno, memberikan keterangan bahwa pengalihan alur Sungai Randu gagal karena ditolak warga.

Namun, sebagai gantinya sekarang dibangun pagar cor sebagai pembatas dengan tanah milik warga. Pengerjaan ini sudah hampir seminggu berlangsung.

“Iya ini sudah hampir seminggu. Sungai kembali ke awal semula setelah diprotes oleh warga,” ujar Suwarno pada Senin, 25 September 2023.

Sementara itu, Kepala SMK Muhammadiyah Randublatung, Suwit, saat dikonfirmasi juga menyampaikan bahwa pengalihan alur Sungai Randu memang dibatalkan.

“Iya, kami batalkan,” ucapnya singkat.

Diberitakan sebelumnya, panitia pembangunan masjid SMK Muhammadiyah Randublatung diprotes warga RT 2 RW 1 Desa Pilang, Kecamatan Randublatung, Kabupaten Blora karena pengalihan alur Sungai Randu. Warga menduga proses pengalihan sungai tersebut belum mengantongi izin dari dinas terkait.

Selain itu protes warga tersebut lantaran warga khawatir pengalihan alur sungai nantinya akan membuat lingkungan banjir saat musim penghujan tiba.

Setelah mendapatkan protes warga, pengerjaan pengalihan alur sungai itu juga sempat dihentikan sementara berdasarkan hasil musayawarah  bersama panitia pembangunan dari pihak sekolah, warga terdampak, Bhabinsa, Bhabinkamtibmas, tokoh masyarakat, dan anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD)  pada Sabtu, 16 September 2023.

“Mereka kami kumpulkan di balai desa untuk mencari solusi pemecahan gejolak yang terjadi di lingkungan proyek,” ucap Suyatno selaku Kepala Desa Pilang. (Lingkar Network | Hanafi – Koran Lingkar)

Exit mobile version