Yuk, Terapkan 5 Etika Berwisata saat Pergi Liburan

ILUSTRASI: Seorang perempuan berlibur keliling dunia. (Freepik @freepik/Lingkarjateng.id)

ILUSTRASI: Seorang perempuan berlibur keliling dunia. (Freepik @freepik/Lingkarjateng.id)

Lingkarjateng.id –  Pasca pandemi Covid-19, geliat pariwisata di Indonesia perlahan mulai bangkit lagi. Pengunjung menjadi pendorong utama destinasi wisata bisa berkembang lebih maju. Akan tetapi etika dan sikap berwisata juga tak kalah penting agar destinasi wisata juga terjaga dengan baik.

Di setiap destinasi wisata selalu ada aturan-aturan yang diharapkan bisa dipatuhi oleh para pengunjungnya. Mulai dari hal paling kecil seperti menjaga kebersihan hingga larangan merusak alam dan sarana prasarana yang disediakan.

Dimanapun tempat wisata yang ditujum, baik itu pantai, pegunungan, sungai, hutan, wahana permainan, bahkan museum sekalipun yuk mulai sekarang jaga etika dan sopan santun sebagai pengunjung.

Berikut ini Lingkarjateng.id merangkum lima etika saat berwisata yang harus dipatuhi:

Membuang sampah di tempatnya

Kebiasaan membuang sampah di tempat yang tepat acap kali menjadi permasalahan di tempat wisata. Etika buang sampah di tempatnya seharusnya sudah menjadi peraturan tidak tertulis yang harus dipatuhi. Sebab menjaga kebersihan itu bukan tugas penjaga kebersihan tetapi tanggung jawab masing-masing individu.

Kalimat “jangan tinggalkan sesuatu kecuali jejak” tidak hanya berlaku ketika melakukan wisata alam, tetapi juga di destinasi wisata lainnya.

Patuhi adat istiadat

Ada peribahasa dimana bumi dipijak di situlah langit dijunjung, artinya dimanapun kita berada sebaiknya mematuhi aturan dan adat istiadat yang berlaku di tempat wisata yang disinggahi. Tidak hanya peraturan tertulis, peraturan tidak tertulis pun juga sepatutnya tidak dilanggar.

Mengikuti adat yang berlaku berarti menghargai dan menghormati lingkungan serta penduduk lokal. Tak hanya itu saat berwisata alam, etika wajib yang tidak boleh dilanggar adalah tidak mengganggu maupun merusak habitat makhluk hidup.

Bawa kantong belanja

Sudah sering dikampanyekan untuk mengurangi penggunaan kantong plastik sebab sampah plastik termasuk sampah yang susah didaurulang bahkan bisa merusak ekosistem. Oleh karena itu, lebih baik untuk membawa kantong belanja sendiri untuk mengurangi dampak kerusakan lingkungan akibat sampah plastik.

Membawa kantong belanja juga bisa bermanfaat untuk menampung sampah yang kita hasilkan sementara sebelum membuangnya ketika menemukan tempat sampah.

Lestarikan flora dan fauna

Saat melakukan wisata alam, selalu ingat bahwa etika yang harus dijunjung adalah tidak mengganggu keseimbangan ekosistemnya. Dalam kata lain, sebagai pengunjung, tidak boleh merusak alam, mengganggu flora dan fauna.

Seperti halnya ketika dilarang untuk memberi makan hewan maka sebaiknya itu dipatuhi sebab pengunjung tidak tahu dampak yang akan dialami fauna tersebut. Pun ketika dilarang mendekat hewan tertentu, jangan sampai melanggar aturan demi mendapatkan satu foto menarik. Sebab sudah banyak kejadian yang membuat pengunjung kewalahan ketika melanggar aturan tersebut.

Bersikap sopan

Sopan adalah karakteristik yang paling dikenal oleh penduduk dunia tentang Indonesia. Oleh sebab itu sebagai penduduk asli Indonesia alangkah baiknya tetap menjaga kesopanan sekalipun kenal dengan orang lokal.

Sebenarnya, dengan bersikap ramah itu sudah menjadi poin plus bagi seseorang yang berkunjung ke tempat asing. Hal ini menandakan bahwa kita menghargai penduduk lokal. Selain itu manfaat bersikap sopan juga bisa mendatangkan kebaikan-kebaikan lainnya, misalnya dapat diskon gratis ketika belanja, ditunjukkan arah ketika tersesat, dan lain sebagainya. Lima etika ketika berwisata tersebut di atas bisa kita terapkan saat melakukan perjalanan wisata jelang akhir tahun nanti lho. (Lingkar Network | Lingkarjateng.id)

Exit mobile version