Sering Makan Telur Bikin Bisulan? Ini Mitos dan Faktanya

POTRET: Telur mentah. (Sumber Gambar: Freepik @jcomp/Lingkarjateng.id)

POTRET: Telur mentah. (Sumber Gambar: Freepik @jcomp/Lingkarjateng.id)

Lingkarjateng.id – Ketika Anda memakan telur dalam jumlah cukup banyak, mungkin pernah mendengar ada yang berkomentar, “awas, nanti bisulan!”. Lalu, benarkah makan telur bisa menimbulkan bisul?

Seorang ahli gizi Ulva Rezatiara, S.Gz., MPH dari Universitas Gadjah Mada mengemukakan fakta dan mitos terkait telur, termasuk anggapan terkait bisul. Berikut Lingkarjateng.id rangkum untuk Anda fakta dan mitos seputar telur.

Mitos Telur dan Bisul

Sampai sekarang, belum ada penelitian yang mendukung bahwa telur dapat menimbulkan bisul. Sehingga, anggapan kebanyakan makan telur akan menyebabkan bisulan adalah mitos.

Kendati demikian, Anda yang alergi telur dan mengonsumsi telur justru bisa menimbulkan reaksi seperti gatal-gatal dan bisul di kulit.

Bisul dapat timbul akibat kontak langsung dengan cairan bisul dari penderita bisul, kebersihan tubuh tidak terjaga, kekebalan tubuh lemah dan kebiasaan mencukur bulu atau rambut.

POTRET: Telur mentah. (Sumber Gambar: Freepik @jcomp/Lingkarjateng.id)

Telur Mentah

Telur tak cuma bisa disantap dalam keadaan matang, ada juga sebagian masyarakat yang terbiasa makan telur mentah seperti di Jepang.

Salah satu menu yang sering dimakan di Negeri Sakura adalah tamago kake gohan, di mana telur mentah diletakkan di atas nasi, kemudian dicampurkan dengan menambah sedikit kecap shoyu.

Selain itu, ada juga orang di Korea Selatan yang makan telur mentah, dengan meletakkannya di ramyeon yang sudah matang.

Telur mentah boleh saja dikonsumsi jika memang kualitasnya sudah terjamin. Telur yang boleh dikonsumsi mentah adalah telur yang masih segar, bukan telur yang sudah lama disimpan, serta bersih. Selain itu, telur yang sudah dalam keadaan pasteurisasi dan sudah disterilisasi juga bisa dimakan.

Bila kualitas telur tidak terjamin, ada risiko infeksi bakteri dan virus seperti salmonella, diare, keracunan, bahkan gangguan pada janin jika yang mengonsumsi telur mentah adalah ibu hamil.

Cara Mengolah Telur

POTRET: Telur setengah matang. (Sumber Gambar: Freepik @jcomp/Lingkarjateng.id)

Kandungan gizi pada telur yang diolah memang sedikit berkurang dibandingkan telur mentah, tapi tidak jauh berbeda. Oleh karena itu, Ulva Rezatiara, S.Gz., MPH menyarankan agar telur dikonsumsi dalam keadaan matang.

Cara pengolahannya pun tergantung dari selera tiap individu, entah itu direbus, dipanggang atau digoreng. Namun, untuk memasaknya dengan api sedang agar kandungan gizi tidak banyak berkurang akibat proses pemanasan.

Putih Telur

Bagi orang yang sedang menurunkan berat badan, ada kalanya putih telur menjadi bagian dari menu sehari-hari. Menyantap putih telur boleh-boleh saja asal tidak berlebihan. Sebab, kelebihan konsumsi telur bisa menyebabkan konstipasi.

Pasalnya, putih telur tidak mengandung cukup serat, sehingga kelebihan asupan protein dapat memperberat kinerja ginjal dan tidak menutup kemungkinan akan menyebabkan alergi.

Sementara itu, mengonsumsi putih telur yang masih mentah secara berlebihan apat mengganggu penyerapan vitamin B7 karena adanya kandungan avidin pada telur mentah yang dapat mengikat vitamin B7.

POTRET: Telur. (Sumber Gambar: Freepik @azerbaijan_stockers/Lingkarjateng.id)

Kapan Tidak Boleh Makan Telur?

Telur tidak disarankan untuk orang yang alergi telur. Sedangkan penderita diabetes, kolesterol tinggi dan jantung disarankan untuk berkonsultasi dulu kepada dokter untuk mengetahui batasan aman dalam mengonsumis telur.

Sementara itu, konsumsi telur mentah tidak disarankan untuk orang dengan riwayat alergi telur dan memiliki sistem imun yang lemah, anak-anak, ibu hamil, lansia dan orang yang sedang menderita penyakit kronis. Karena telur mentah rentan terkontaminasi bakteri dan virus.

Bagi orang-orang yang alergi telur, masih ada sumber protein lain yang bisa dikonsumsi seperti daging, ikan, ayam dan susu serta produk olahannya.

Cara Menyimpan Telur

Telur bisa disimpan di lemari pendingin atau kulkas untuk memperpanjang masa simpan dan mencegah kerusakan seperti pembusukan.

Sementara itu, telur yang disimpan di suhu ruangan hanya memiliki umur simpan 7-14 hari dan sangat rentan terhadap kerusakan.

Demikianlah fakta dan mitos seputar telur yang telah dirangkum Lingkarjateng.id. Semoga informasi ini membantu Anda. (Lingkar Network | Lingkarjateng.id)

Exit mobile version