*Oleh: Sugiharti, S. Pd. SD., Guru SD Negeri Ngemplak Kidul 02, Kecamatan Margoyoso, Kabupaten Pati
PROBLEM Based Learning atau yang lebih dikenal dengan PBL adalah suatu model pembelajaran dengan membuat konfrontasi kepada peserta didik dengan masalah-masalah praktis, berbentuk ill-structured, atau open-ended melalui stimulus dalam belajar.
Menurut Rusman (2012:241) problem based learning memiliki karakteristik-karakteristik sebagai berikut.
- Belajar dimulai dengan suatu permasalahan.
- Memastikan bahwa permasalahan yang diberikan berhubungan dengan dunia nyata peserta didik.
- Mengorganisasikan pelajaran di seputar permasalahan, bukan di seputar disiplin ilmu.
- Memberikan tanggung jawab sepenuhnya kepada peserta didik dalam mengalami secara langsung proses belajar mereka sendiri.
- Menggunakan kelompok kecil.
- Menuntut peserta didik untuk mendemonstrasikan apa yang telah mereka pelajari dalam bentuk produk atau kinerja.
Pada perbaikan pembelajaran siklus I peneliti melalui model pembelajaran problem based learning, berdasarkan pembagian kelompok tanpa membedakan tingkat kecerdasan siswa, pada akhir siklus I siswa mengalami peningkatan ketuntasan dari pra siklus ketuntasan siswa 38,46% atau 10 siswa dan pada siklus I ketuntasan siswa 65,38% atau 17 siswa.
Melalui model pembelajaran problem based learning, siswa yang tidak memperhatikan penjelasan guru dan bermain sendiri atau memperhatikan yang lain, mengalami kesulitan dalam kegiatan pembelajaran, materi yang disampaikan guru tidak diterima siswa yang gagal dalam perbaikan pembelajaran siklus I, maka peneliti masih perlu melaksanakan perbaikan pembelajaran siklus II.
Pada perbaikan pembelajaran siklus II melalui model pembelajaran problem based learning berdasarkan pembagian kelompok dengan membedakan tingkat kecerdasan dan melibatkan seluruh siswa secara langsung dalam pembelajaran pada akhir siklus II ketuntasan siswa mengalami peningkatan yang signifikan yaitu dari siklus I ketuntasan siswa 65,38% atau 24 siswa dan pada siklus II ketuntasan siswa 92,30% atau masih ada dua siswa yang belum tuntas dengan hasil sudah di atas indikator keberhasilan yang telah ditentukan, maka peneliti tidak melanjutkan siklus berikutnya.
Setelah melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) muatan PPKN dalam dua siklus dapat diambil kesimpulan:
- Pembelajaran PPKN melalui model pembelajaran problem based learning dalam suatu pembelajaran mampu mengubah sikap dan tingkah laku siswa menjadi senang dalam mengikuti pelajaran.
- Model pembelajaran problem based learning akan memudahkan siswa untuk menemukan sendiri hasil penyelesaian soal.
- Kegiatan pembelajaran PPKN di dalam kelas akan lebih menarik dan terkesan pada siswa apabila guru mampu memilih, menentukan dan menampilkan media yang sesuai. Siswa diberi kesempatan dan terlibat aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran dengan cara memberikan latihan soal dengan model problem based learning.
- Pemberian latihan yang berulang-ulang dan soal yang bervariasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
- Kegiatan pembelajaran dengan cara kerja kelompok dalam kelompok-kelompok kecil, di mana pada tiap kelompok terdiri dari siswa-siswa dari berbagai tingkat kemampuan dapat meningkatkan pemahaman siswa.