Oleh : Agustina Revytyas Arumsari, S.Pd, Guru Bimbingan dan konseling SMP Negeri 1 Gandrungmangu Kabupaten Cilacap Jawa Tengah
Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke dewasa. Pada masa inilah anak-anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan baik secara fisik maupun psikologisnya. Pada masa remaja juga rentan terjadinya kenakalan remaja pada anak. Kenakalan remaja merupakan sebuah fenomena sosial yang seringkali ditemui pada kalangan pelajar. Biasanya bentuk kenakalan remaja ini berkaitan dengan sikap yang menyimpang yang dilakukan baik di sekolah, rumah, atau di lingkungan masyarakat.
Kenakalan remaja bukan hanya sekedar kejahilan semata, namun menjadi masalah serius yang dihadapi di tengah masyarakat.Tindakan ini termasuk salah satu hal yang paling meresahkan di kalangan masyarakat. Hal ini karena masalah ini juga sangat bertentangan dengan hukum. Beberapa tindakan dari kenakalan remaja ini biasanya merupakan tanda dari remaja yang ingin diperhatikan.
Kenakalan remaja merupakan salah satu fenomena yang sedang viral akhir-akhir ini. Kenakalan remaja sangat kontras terlihat, khususnya di kota-kota besar. Kenakalan remaja lebih identik dengan perilaku yang menyimpang, merusak dan susah mematuhi aturan. Karena kenakalan remaja pula, sehingga tuntutan untuk pergaulan bebas dengan siapa saja sangat tinggi (pergaulan bebas disini lebih identik dengan perilaku seks). Hal ini dipicu oleh faktor fisik, fisiologis dan psikologis yang belum stabil pada usia remaja. Sehingga remaja sangat rentang menjadi pelaku sekaligus korban dari pergaulan bebas tersebut.
Faktor-faktor yang menyebabkan kenakalan remaja
Berikut faktor-faktor apa saja yang menjadi penyebab terjadinya kenakalan remaja :
Adanya faktor biologis dan kepribadian
Berdasarkan penelitian, adanya perubahan biologis dan sosiologis menimbulkan terjadi dua hal, yaitu terbentuknya perasaan yang konsisten serta kehidupannya dan tercapainya identitas peran.Kenakalan remaja biasanya terjadi karena gagal dalam mencapai integrasi yang kedua. Kenakalan remaja dapat terjadi karena adanya faktor biologis dan faktor kepribadian.
Adanya gangguan bagi tingkah laku yang terjadi pada masa anak-anak dan semakin bertambah hingga dewasa, seperti tidak suka dan kejam pada hewan, rasa mudah marah, suka main api dan sebagainya.
Sementara untuk faktor kepribadian timbul karena adanya kontrol diri yang lemah. Sehingga membuat anak menjadi sulit membedakan mana tingkah laku yang dapat diterima dan mana yang tidak. Kenakalan remaja biasanya juga dikaitkan dengan perkembangan anak yang memiliki rasa ingin tahu tinggi dan proses identifikasi yang ingin dilihat sebagai orang dewasa yang gagah.Remaja yang tidak dapat mengembangkan kontrol dirinya dengan baik maka akan memiliki tingkah laku yang kurang baik dan hanya mengikuti sesuai dari pengetahuannya saja.
Keluarga
Keluarga, dalam hal ini adalah lingkungan dalam rumah, pola komunikasi antar anggota keluarga, penerimaan seorang remaja oleh anggota keluarga lainnya, perhatian, tekanan, ataupun keluarga yang mengalami masalah (broken home) sangat mempengaruhi perilaku remaja. Biasanya, lingkungan keluarga yang tidak menunjukkan cara-cara perilaku yang adaptif, kemungkinan besar remaja akan berperilaku yang mal adaptif (kekerasan, seks bebas, melanggar norma dan lain-lain).
Kurang pemahaman tentang agama
Kurangnya pemahaman agama juga dapat membuat anak mengikuti arus kenakalan remaja. Selain memberi kasih sayang, orangtua tentu juga berperan dalam memberikan ilmu agama pada anak sedari ini. Hal ini tentunya sangat berguna bagi tumbuh kembang anak agar tumbuh menjadi lebih baik serta mendapatkan berbagai nilai-nilai moral yang terdapat di masyarakat. Anak pun juga akan mengenal nilai-nilai kebaikan dan dapat mengantisipasi dirinya agar tidak menghindari hal-hal negatif yang dapat merusak dirinya. Apabila kurangnya pemahaman agama pada anak, maka anak tentu akan kesulitan dalam menjalankan perannya dalam lingkungan bermasyarakat.
Faktor lingkungan sekitar
Faktor lain yang menjadi penyebab terjadinya kenakalan remaja berasal dari faktor lingkungan, terutama pada pergaulan anak. Pengaruh dari teman sebaya yang melakukan kenakalan remaja dapat meningkatkan risiko anak menjadi nakal. Selain itu terdapat beberapa dari faktor lingkungan yang juga berkontribusi dalam kenakalan remaja, yaitu bergaul dengan kelompok kriminal, menggunakan obat-obatan terlarang, melakukan hal yang berbau kekerasan dan lain sebagainya. Kurangnya nilai dan norma yang ditanamkan pada diri anak tentu akan membuat anak menjadi lebih mudah tertarik dengan hal-hal negatif. Rasa ingin tahu yang tinggi, pola asuh yang salah, salah dalam mengembangkan kontrol diri ditambah memiliki pergaulan bebas membuat anak lebih mudah masuk dalam lingkup kenakalan remaja.
Pengaruh dari media massa
Faktor terakhir yang menjadi penyebab munculnya kenakalan remaja yakni berasal dari pengaruh media massa. Saat ini tentunya perkembangan media massa di era digital menjadi sangat erat kaitannya dengan anak-anak.
Anak-anak dapat melihat semua hal yang mereka inginkan melalui media massa secara bebas. Namun, apabila kurangnya perhatian orangtua dalam mengontrol anak tentu dapat membuat anak menjadi melakukan hal-hal negatif.
Hal buruk yang mereka lihat inilah yang kemudian membuat mereka menjadi penasaran dan ingin sekali mencobanya. Sehingga tidak jarang faktor dari salahnya penggunaan media massa menjadi penyebab munculnya kenakalan remaja.
Dampak dari kenakalan remaja
Dampak dari kenakalan remaja pasti akan berakibat negatif, baik pada remaja itu sendiri maupun terhadap orang lain. Remaja, yang berperilaku dan terjerumus kedalam perilaku kekerasan merupakan remaja yang mengalami penyimpangan (bahkan patologi), dan kemungkinan karena tidak matangnya area-area perkembangan tertentu atau rusaknya area-area tersebut.
Dampak yang lebih serius dari kenakalan remaja adalah terancamnya rasa aman dan kenyamanan orang lain. Remaja kerap kali mengganggu hidup orang lain di sekitarnya. Gangguan-gangguan yang terjadi tidak jarang muncul dari perbuatan-perbuatan anak remaja yang tidak terpuji serta mengancam hak-hak orang lain di tengah-tengah masyarakat antara lain:
- Mengancam hak milik orang lain misalnya; pencurian, penipuan, dan lain-lain.
- Mengancam hak-hak hidup seperti pembunuhan dan penganiayaan.
- Mengancam kehormatan orang lain yakni perzinaan dan permerkosaan, dan lain-lain
Dampak dari pergaulan bebas
Pergaulan bebas, sengaja dibahas dalam satu bahasan dengan kenakalan remaja, karena biasanya pergaulan bebas mempunyai titik pangkal pada kenakalan di usia remaja. Bahkan seorang remaja yang tidak bisa menyelesaikan masalahnya diusia tersebut, akan berlanjut pada perilaku menyimpang selanjutnya, salah satunya adalah pergaulan bebas yang lebih identik dengan perilaku seks menyimpang.
Saat ini, yang menjadi momok menakutkan dari pergaulan bebas (seks bebas) adalah penyebaran penyakit HIV/AIDS yang tidak terkendali, dan tidak bisa disembuhkan, karena belum ada obat untuk menyembuhkannya. Sekali seseorang terkena HIV/AIDS, maka itulah surat untuk menjemput takdir, dan siap-siap menanggung rasa sakit hingga meninggal dunia. Bagi seorang yang beragama, penyiksaan akibat penyakit ini adalah dunia akhirat bagi seorang pelaku kemudian dia tertular ataupun menularkan kepada orang lain.
Hal lain dari dampak pergaulan bebas adalah kehamilan di luar nikah (bagi remaja sangat rentang). Kehamilan diluar nikah bisa menyebabkan masalah sosial baru, hingga aborsi. Bagi budaya timur, kehamilan diluar nikah adalah sebuah aib yang sangat memalukan. Sehingga, cara yang “terbaik” untuk menutupi rasa malu tersebut adalah dengan melakukan aborsi. Dengan aborsi, bukannya masalah akan selesai, tetapi akan berlanjut ke masalah selanjutnya, dari masalah kesehatan, hingga ke masuk ke ranah hukum (pembunuhan) dan seterusnya. Jika dilihat disini, yang menjadi korban dari dampak pergaulan bebas adalah perempuan mengambil porsi terbesar dampak negatifnya, karena ini menyangkut dengan seks yang dapat mengakibatkan kehamilan bagi perempuan. Bagaimana dengan laki-laki?
Selain itu, dampak dari pergaulan bebas, adalah hancurnya tatanan sosial dan budaya serta agama dalam masyarakat. Aturan sosial (etika), budaya dan agama tidak lagi menjadi tolak ukur tingkah laku, tetapi merupakan halangan untuk berbuat. Hal inilah yang akan menyebabkan kekacauan, dan ketimpangan dalam masyarakat.