Inilah Bahaya Diabetes pada Wanita, Dampaknya Bisa Lebih Buruk Dibanding Pria

ILUSTRASI: Dokter mengambil sampel darah penderita diabetes. (Freepik/Lingkarjateng.id)

ILUSTRASI: Dokter mengambil sampel darah penderita diabetes. (Freepik/Lingkarjateng.id)

Lingkarjateng.id – Kadar gula darah yang tinggi dapat memicu penyakit diabetes. Terutama pada wanita, penyakit diabetes dapat menimbulkan bahaya bagi kesehatan fisik terutama organ reproduksi.

Ada beberapa gejala diabetes yang memang hanya dirasakan oleh wanita. Hal ini perlu disadari sejak dini agar dapat segera mendapatkan penanganan.

Mengutip Alodokter.com, gejala umum yang terjadi biasanya rasa haus dan lapar berlebih, penurunan atau kenaikan berat badan tanpa sebab, sering buang air kecil, penglihatan kabur, luka sulit sembuh, serta kelelahan.

Berikut bahaya penyakit diabetes pada wanita:

1. Membuat Siklus Menstruasi Tidak Teratur

Dokter spesialis penyakit dalam konsultan endokrin metabolik diabetes dari Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) dr Leny Puspitasari, SpPD-KEMD mengatakan bahwa diabetes pada wanita dapat menyebabkan siklus menstruasi tidak teratur.

Siklus menstruasi yang normal adalah 23-35 hari. Namun, siklus menstruasi pada wanita dengan diabetes bisa jadi lebih panjang, lebih pendek, atau bahkan tidak muncul. Gangguan siklus menstruasi bisa terjadi pada wanita baik yang menderita diabetes melitus tipe 1 maupun tipe 2.

Wanita dengan diabetes melitus tipe 2 mengalami anovulasi atau ovulasi yang tidak normal di mana ovarium tidak melepaskan sel telur ke tuba falovi. Sementara wanita dengan diabetes melitus tipe 1 biasanya mengalami menopause lebih awal.

Sehingga wanita perlu untuk mencatat siklus menstruasi setiap bulan paling tidak selama 3-6 bulan. Kemudian, pelajari pola gula darah dengan mencatat kadar gula darah selama minimal dua bulan. Dengan begitu dapat ditentukan apakah ada keterkaitan antara peningkatan gula darah dengan siklus menstruasi.

“Setelah dicatat dua-duanya, baru kita matching-kan, setelah itu kita sesuaikan dosis obat yang kita punya. Berapa banyak yang mau kita naikkan, itu tergantung dari hasil pencatatan yang sudah ada (dengan bantuan dokter),” ujar Leny, dilansir Antaranews.com.

2. Disfungsi Seksual

Dokter spesialis penyakit dalam konsultan endokrin metabolik diabetes dari Universitas Udayana Dr. dr. Made Ratna Saraswati, SpPD-KEMD, FINASIM mengatakan diabetes dapat menyebabkan disfungsi seksual pada wanita yang dibuktikan dengan rendahnya indeks fungsi seksual mereka.

Menurut American Psychiatric Association dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-5), disfungsi seksual wanita di antaranya meliputi hilang minat atau gairah seksual, gangguan orgasme, dan/atau nyeri saat penetrasi.

“Disebut disfungsi adalah kalau dia sifatnya persisten, berlanjut terus, menyebabkan stres dan kecemasan, dan berdampak negatif pada satu hubungan,” ungkapnya, mengutip Antaranews.com.

3. Mempengaruhi Kehamilan

Dokter spesialis penyakit dalam konsultan endokrin metabolik diabetes Dr. dr. Yuanita Asri Langi, SpPD-KEMD mengatakan bahwa ibu hamil yang mengalami diabetes perlu mendapatkan penanganan khusus, sebab gula darah yang tinggi akan mempengaruhi kehamilannya.

Ada dua jenis diabetes pada ibu hamil yaitu diabetes melitus hamil (DMH) dan diabetes melitus gestasional (DMG).

DMH artinya ketika seorang wanita sudah didiagnosis menderita diabetes melitus kemudian hamil. Sementara DMG adalah ketika seorang wanita tidak pernah terdiagnosa menderita diabetes melitus, namun ketika hamil, kadar gula darahnya di atas normal.

“Apa pun juga, kalau gula darah naik di atas normal akan memengaruhi perkembangan dan fungsi plasenta. Kehamilannya harus direncanakan. Artinya, diusahakan sel sperma bertemu sel telur saat gula darah bagus,” katanya, mengutip Antaranews.com.

Penyakit diabetes dapat menyerang siapa saja tanpa melihat jenis kelamin, namun gejala dan dampak yang dirasakan antara wanita dan pria sangatlah berbeda. Untuk itu, mulai dari sekarang perhatikan pola makan dan kebiasaan agar tubuh tetap sehat dan terhindar dari gejala terburuk diabetes. (Lingkar Network | Lingkarjateng.id)

Exit mobile version