Lingkarjateng.id – Maulid Nabi Muhammad SAW merupakan peringatan kelahiran Rasulullah Muhammad SAW yang jatuh setiap tanggal 12 Rabiul Awal dalam kalender Hijriyah.
Tradisi Maulid ini telah menjadi salah satu momen penting bagi umat Islam di berbagai belahan dunia untuk mengenang kehidupan dan ajaran Nabi Muhammad SAW.
Maulid sendiri dalam bahasa Arab berarti kelahiran. Tradisi perayaan Maulid Nabi muncul di kalangan umat Islam setelah Nabi Muhammad SAW wafat.
Peringatan ini tidak hanya sekadar memperingati hari lahir, tetapi juga momentum untuk mengingat kembali perjalanan hidup, perjuangan, dan akhlak Rasulullah SAW sebagai panutan bagi umat Islam.
Perayaan ini memperkuat persaudaraan muslim dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Pada 2024, Maulid Nabi jatuh pada Senin, 16 September, dan umat muslim di seluruh dunia mulai bersiap menyambutnya. Mari mengenal lebih jauh tentang pengertian dan sejarah Maulid Nabi dalam Islam.
Pengertian Maulid Nabi
Secara pengertian, kata “Maulid” dalam bahasa Arab berasal dari “Milad” yang berarti hari lahir, sementara “Nabi” merujuk pada Nabi Muhammad SAW.
Maulid Nabi merupakan peringatan kelahiran Nabi Muhammad SAW pada 12 Rabiul Awal tahun 571 Masehi yang dikenal sebagai tahun gajah.
Bagi umat Islam, peringatan Maulid Nabi merupakan wujud penghormatan atas kebesaran dan keteladanan Nabi Muhammad SAW yang dilakukan melalui berbagai kegiatan keagamaan.
Di Indonesia, Maulid Nabi umumnya diperingati dengan acara seperti pembacaan manaqib Nabi, pengajian, dan shalawat yang ditujukan kepada Nabi Muhammad SAW.
Sejarah Maulid Nabi
Sejarah Maulid Nabi dimulai setelah wafatnya Nabi Muhammad. Peringatan Maulid Nabi pertama kali diadakan oleh Dinasti Fatimiyah di Mesir pada abad ke-10. Tujuan awalnya adalah sebagai ungkapan rasa syukur dan penghormatan terhadap kelahiran Nabi.
Terdapat berbagai pendapat mengenai peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Sebagian berpendapat bahwa tradisi ini sudah ada sejak tahun kedua hijriah, sementara yang lain meyakini bahwa peringatan tersebut telah ada sejak masa Nabi Muhammad SAW.
Dalam buku Sejarah Maulid Nabi karya Ahmad Tsauri, dijelaskan bahwa perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW telah dilakukan oleh umat muslim sejak tahun kedua Hijriah. Disebutkan bahwa hal tersebut dicatat dalam kitab Wafa’ul Wafa bi Akhbar Darul Mustafa karya Nuruddin.
Pendapat lain menyebutkan bahwa Sultan Salahuddin Al-Ayyubi adalah tokoh pertama yang mengadakan perayaan Maulid Nabi.
Pada masa itu, Perang Salib tengah berlangsung, di mana pasukan Eropa merebut Yerusalem dan mengubah Masjid Al-Aqsa menjadi gereja. Umat Islam saat itu terpecah dan mulai kehilangan semangat untuk berjihad membela agama dalam Perang Salib.
Menurut Salahuddin, semangat juang umat Islam yang mulai padam harus dibangkitkan kembali, salah satunya dengan memperkuat kecintaan kepada Nabi melalui perayaan Maulid Nabi. Tradisi ini pun dimulai pada bulan Rabiul Awal dan berlanjut hingga kini.
Di Indonesia, peringatan Maulid Nabi mulai berkembang pada masa Wali Songo sekitar tahun 1404 Masehi dan terus diperingati hingga saat ini. Seiring waktu, peringatan ini menyebar ke berbagai wilayah Islam dan diadopsi oleh banyak negara dengan tradisi dan cara perayaan yang beragam. (Lingkar Network | Anta – Lingkarjateng.id)