Lingkarjateng.id – Banyaknya produk untuk memutihkan kulit dari suplemen, skincare hingga body care di pasaran tanpa diimbangi pengawasan dan edukasi tentu akan memberikan dampak buruk bagi kulit Anda.
Pasalnya, mitos yang dianggap benar dari banyak kalangan, perihal kulit putih yang kerap diasosiasikan dengan konsep cantik nan bahagia, tak serta merta memberikan keuntungan. Faktanya, banyak ditemukan produk pemutih yang mengandung bahan-bahan yang berpotensi membahayakan kesehatan Anda.
Sebelum Lanjut Mungkin Anda harus membaca artikel berikut :
Cek Diri Kamu! Ini Tanda Penuaan Kulit yang Perlu Diketahui
Berikut dampak produk pemutih kulit yang perlu Anda tahu.
1. Melamin Kulit
Kadar melanin di dalam kulit pada umumnya ditentukan dari kombinasi faktor keturunan dan tingkat paparan sinar matahari. Kulit yang terpapar sinar matahari, akan menstimulus produksi melanin yang kemudian membuat kulit menjadi agak gelap. Dapat dikatakan, melanin merupakan tabir surya alami atau bentuk adaptasi kulit manusia terhadap kondisi alam.
Efek buruk sinar ultraviolet dapat dicegah pada kulit gelap karena mengandung banyak melanin. Dikutip dari Alodokter, melanin mampu menyerap dan menghilangkan dampak negatif ultraviolet dari permukaan kulit.
Berbeda jika orang berkulit putih, justru sepuluh kali lebih berisiko mendapatkan penyakit seperti kanker akibat sinar ultraviolet.
2. Cermati Bahan dan Kinerja Produk Pemutih Kulit
Bahan pemutih kulit bekerja dengan melawan produksi melanin alami sehingga kadar melanin dalam tubuh menjadi berkurang. Berkurangnya kadar melanin dapat menjadi warna kulit lebih putih.
Bahan yang dikategorikan berbahaya dapat menimbulkan dampak buruk. Pada umumnya, produk pemutih kulit dapat membuat kulit menjadi lebih sensitif terhadap sinar matahari. Apalagi dalam jangka panjang, dapat menyebabkan penuaan dini dan kanker kulit.
3. Bahan Berisiko
Sebaiknya Anda menghindari bahan merkuri, hidrokuinon, steroid dan Rhododenol. Merkuri (air raksa) dapat memicu pengelupasan epidermis kulit. Selain itu, merkuri dapat menyebabkan rusaknya ginjal, sistem saraf dan kelainan fungsi otak.
Sedangkan hidrokuinon sendiri merupakan bahan kimia yang digunakan proses cuci cetak foto yang berguna sebagai zat penstabil dalam minyak dan bahan bakar kendaraan. Penggunaan hidrokuinon di Indonesia telah diatur dalam Peraturan Kepala Badan POM RI Nomor: HK.00.05.42.1018 tentang Bahan Kosmetik. Di mana kandungan hidrokuinon di dalam produk pemutih tidak boleh digunakan sama sekali.
Berbeda dengan steroid, efek sampingnya dapat menyebabkan penipisan lapisan kulit. Selain itu, pembuluh kapiler nampak terlihat pada permukaan kulit akibat semakin tipisnya lapisan kulit.
3. Bahan Alami
Bahan alami dapat membantu proses pemutihan kulit, namun meski terbuat dari bahan yang aman, tetap berpotensi buruk jika digunakan secara berlebihan. Adapun kategori bahan yang aman digunakan seperti arbutin, ekstrak likoris, kojic acid, ekstrak kamomil, ekstrak mulberry, antagonist alpha-MSH dan ektrak teh hijau.
Baca Juga :
Awas! Kebiasaan Sepele Ini Bisa Mempercepat Penuaan pada Kulit Wajah
Untuk mengurangi dampak risiko akibat bahan berbahaya dalam pemutih kulit, sebaiknya Anda memastikan kosmetik Anda telah terdaftar di BPOM, telah mencantumkan nomor izin edar, melihat dosis dan komposisi produk dan yang paling penting Anda dapat berkonsultasi pada dokter kulit terdekat. (Lingkar Network | Lingkarjateng.id)