SEMARANG, Lingkarjateng.id – Proyek pembangunan tol tanggul laut diyakini menjadi solusi jangka panjang untuk mengatasi banjir rob di wilayah Semarang-Demak, Jawa Tengah.
Hal itu disampaikan oleh Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (Disperakim) Provinsi Jawa Tengah, Arief Djatmiko, pada Senin, 14 Oktober 2024.
Arief menjelaskan bahwa pemerintah pusat saat ini tengah membangun tol tanggul laut sebagai solusi jangka panjang untuk mengatasi rob di wilayah Semarang-Demak.
“Tol tanggul laut ini dibangun untuk mengantisipasi daerah-daerah yang langganan terkena rob agar tidak tenggelam. Jika proyek ini selesai, daerah-daerah yang terkena rob akan menjadi daratan,” jelasnya.
Proyek tol ini diperkirakan akan efektif pada tahun 2026. Namun, proses pengeringan lahan akan dilakukan secara bertahap, mengingat masih diperlukan penyelesaian terkait lingkungan.
Lebih lanjut, Arief menjelaskan bahwa pihaknya tidak memiliki program khusus untuk menangani rob di Semarang-Demak. Namun, Arief menyatakan bahwa pihaknya membantu masyarakat di daerah rob dengan menyediakan rumah panggung.
“Kami tidak punya tugas pokok dan fungsi (tupoksi) terkait penanganan rob secara langsung. Jika ada masyarakat yang meminta relokasi, itu baru kami bantu, seperti yang terjadi di Pekalongan,” kata Arief.
Menurutnya, relokasi hanya dilakukan bagi warga yang meminta bantuan. Sedangkan, warga yang tidak meminta bantuan tidak akan dimasukkan ke dalam program relokasi. Relokasi di Pekalongan sendiri dilakukan karena adanya program pemerintah daerah, meskipun dampak rob tidak menjadi penyebab langsung kerusakan rumah.
Selain itu, Arief juga menyebutkan adanya bantuan stimulan material bagi pembangunan baru.
“Bantuan stimulan material senilai Rp 40 juta akan diberikan dalam bentuk Rumah Unggul Sistem Panel Instans (Ruspin) agar kualitas bangunan bisa terjamin,” tambahnya.
Di sisi lain, Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Bina Marga dan Cipta Karya Jawa Tengah, Hanung Tryono, mengatakan bahwa ketinggian rob di kawasan Semarang-Demak saat ini mencapai hampir 2 meter. Oleh karena itu, pihaknya tengah melakukan persiapan peninggian infrastruktur jalan, terutama di wilayah Sayung, Demak.
“Fisik di lapangan sudah kami siapkan, terutama di wilayah Sayung, tepatnya di depan Pabrik Polytron, yang sudah dibeton. Kami tinggal menunggu air surut untuk melanjutkan pekerjaan di lapangan. Selain itu, pemerintah juga melakukan upaya jangka panjang dengan membangun tanggul sebagai langkah antisipasi,” jelas Hanung saat ditemui di kantornya pada Senin, 14 Oktober 2024.
Terkait kompensasi bagi warga terdampak, Hanung menjelaskan bahwa pihaknya hanya menangani aspek infrastruktur fisik.
“Kompensasi bukan kewenangan kami, itu lebih ke pemerintah kabupaten/kota yang terdampak langsung,” tambahnya.
Hanung juga menyebutkan bahwa pompa-pompa air di sekitar area rob masih beroperasi, meskipun tantangan tetap ada.
“Pompa-pompa berjalan, tapi karena air terus naik, pompanya hanya berputar-putar,” pungkasnya. (Lingkar Network | Rizky Syahrul Al-Fath – Lingkarjateng.id)
































