KENDAL, Lingkarjateng.id – Para peternak unggas di Kabupaten Kendal menyambut baik kabar terkait kebijakan pemerintah yang mengalihkan kewenangan impor soybean meal (SBM) atau bungkil kedelai kepada badan usaha milik negara PT Berdikari.
Sebelum penugasan impor diberikan kepada BUMN, mekanisme impor melibatkan swasta dan dinilai berpotensi memicu penguasaan pasar oleh kelompok tertentu.
Hal ini disampaikan Ketua Koperasi Peternak Unggas Sejahtera (KPUS) Kendal, Suwardi yang juga anggota DPRD Kendal dari Partai NasDem, Rabu 31 Desember 2025.
Menurut Suwardi, pemerintah telah menetapkan mulai 1 Januari 2026 impor SBM dilakukan melalui PT Berdikari. Pengalihan itu dinilai sebagai langkah strategis yang sejalan dengan amanat konstitusi serta kebutuhan penguatan tata kelola pangan nasional.
“Mulai tahun depan impor SBM akan dialihkan ke BUMN PT Berdikari. Kemarin tanggal 28 saya ikut rapat di Kementerian Jakarta,” ujarnya, Rabu 31 Desember 2025.
Ia menyebut, ada sekitar 2.200 ton SBM yang dibutuhkan para peternak selama satu bulan.
“Adapun kebutuhan jagung peternak Kendal ada 194 ribu ton dalam setahun,” tambahnya.
Ia berharap, kehadiran BUMN dapat menjaga stabilitas harga, mencegah praktik penimbunan, serta memastikan distribusi bungkil kedelai lebih merata ke seluruh wilayah.
“Kami berharap nanti BUMD ada yang mau membantu petani dalam pemberdayaan penanaman jagung. Nanti jagungnya ditarik ke BUMD dan BUMD diserahkan kepada koperasi,” tandasnya.
Jurnalis: Ant
Editor: Sekar S































