SEMARANG, Lingkarjateng.id – Pohon Natal setinggi delapan meter menghiasi Gereja Isa Almasih Jemaat Pringgading, Kecamatan Semarang Tengah, Kota Semarang. Uniknya, kreasi pohon Natal ini terbuat dari barang-barang bekas.
Bank Sampah Mulyo Sedoyo binaan Gereja Isa Almasih Jemaat Pringgading adalah pihak dibalik pembuat kreasi pohon natal tersebut.
Koordinator Bank Sampah Mulyo Sedoyo, Yosmina Yahya, menceritakan bahwa kreasi ini merupakan keempat kali timnya memanfaatkan limbah diubah menjadi pohon natal.
“Mulai tahun 2022 itu pakai botol air mineral, kemudian pernah pakai plastik kresek dan galon, dan kali tahun ini kita pakai bekas MMT, tas bekas suvenir, spoon bowl,” jelasnya, Rabu, 24 Desember 2025.
Untuk membuat pohon natal dengan tinggi 8 meter dan diametr 2,5 meter, Yosmina mengkreasikan sekitar 500 bunga dari barang bekas tersebut. Bahan-bahannya ia dapat dari anggota bank sampah.
Yosmina menyebut butuh sekitar tujuh orang untuk membuat kreasi bunga tersebut. Pemasangan dekorasi juga dilakukan oleh kru bank sampah. Sedangkan rangka pohon natal dibuat dari besi yang setiap tahun digunakan sebagai fondasi.
“Kita buat sama-sama, dan dirangkainya itu sejak bulan Januari. Kalau total sampah itu kita mungkin sekitar 50 kilo, yang dari mmt dan tas bekas suvenir itu,” tuturnya.
Ia juga menjelaskan bahwa bank sampah yang ia kelola memiliki sekitar 400 anggota, yang seminggu sekali akan menyetorkan ke bank sampah.
“Sampahnya itu kita kumpulkan setiap Kamis, rata-rata kita dapat sekitar satu sampai dua ton. Anggota kita juga banyak dari teman muslim, rumahnya jauh-jauh, seperti dari Manyaran,” katanya.
Dalam perayaan Natal kali ini, ia berharap masyarakat lebih peduli dengan lingkungan, karena lingkungan yang baik, merupakan tabungan bagi para generasi penerus.
“Ya, pesan Natal untuk tahun ini kepada seluruh masyarakat terutama yang merayakan Natal, mari lebih peduli lagi terhadap lingkungan. Karena prinsip kami lingkungan bersih, keturunan kita hidupnya pasti sehat. Kehidupan ekonominya pasti juga maju karena sampah dikelola jadi punya nilai,” pungkasnya.
Jurnalis: Syahril Muadz
Editor: Ulfa


































