REMBANG, Lingkarjateng.id – Pemerintah Kabupaten Rembang mendorong pelaksanaan program gerakan listrik masuk sawah guna mendukung efisiensi pertanian.
Gerakan merupakan bagian dari upaya pemerintah daerah dalam meningkatkan efisiensi dan produktivitas pertanian. Dengan akses listrik yang lebih mudah, petani dapat menghemat waktu, tenaga, serta memanfaatkan peralatan modern untuk mendukung peningkatan hasil panen.
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (Dintanpan) Kabupaten Rembang, Agus Iwan Haswanto, menjelaskan bahwa program Gerakan Listrik Masuk Sawah (Gelisah) merupakan langkah strategis meningkatkan efisiensi budi daya sektor pertanian.
“Pemanfaatan listrik terbukti lebih irit dibanding penggunaan BBM. Harapannya ke depan akan muncul teknologi-teknologi baru di sektor pertanian setelah tersedianya listrik di area sawah,” terang, 29 Oktober 2025.
Menurutnya pengembangan program ini masih terus berlanjut. Beberapa desa di kecamatan lain, seperti Desa Kuangsan sudah menyampaikan keinginan untuk mendapatkan fasilitas listrik sawah.
“Beberapa desa lain juga berharap ada fasilitas listrik sawah. Kita akan upayakan bertahap dengan terus berkomunikasi ke PLN agar program ini bisa difasilitasi secara merata,” terangnya.
Melalui Gerakan Listrik Masuk Sawah, petani tidak perlu lagi menarik kabel panjang dari rumah menuju lahan pertanian untuk menyalakan pompa air atau alat pertanian lainnya. Kerja sama antara Dinas Pertanian dan Pangan (Dintanpan) Rembang dan PLN memungkinkan pemasangan jaringan listrik lebih dekat ke area persawahan.
Koordinator Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Rembang Kota, Hartono, mengungkapkan bahwa di Kecamatan Rembang sudah ada dua desa yang tersentuh program ini, yakni Desa Kasreman pada 2025 dan terbaru Desa Waru pada 2025.
Hartono menyampaikan di Desa Kasreman program ini telah melibatkan sekitar 50 petani, sementara di Desa Waru ada sekitar 60 petani yang ikut serta.
“Kami sangat mendukung upaya ini karena berkontribusi langsung terhadap ketahanan pangan. Banyak petani kini memanfaatkan energi listrik untuk sistem perpompaan air. Dari pengalaman petani, penggunaan listrik jauh lebih hemat dibanding BBM sehingga biaya produksi bisa ditekan dan keuntungan meningkat,” ungkap Hartono, Rabu, 29 Oktober 2025.
Gerakan Listrik masuk sawah ini dapat direalisasikan dengan kerja sama berbagai dan melalui berbagai tahap.
“Kegiatan ini bisa berjalan berkat dukungan dari Dinas Pertanian, PLN ULP Rembang, BPP Rembang, Pemerintah Desa Waru, dan Kelompok Tani Berkah Tani Desa Waru,” tambahnya.
Saat ini fokus BPP Rembang bukan pada perluasan ke wilayah baru, melainkan pada peningkatan jumlah petani yang bisa menikmati manfaat program ini.
“Untuk Kecamatan Rembang, belum ada pengembangan perintisan daerah baru, tapi kami fokus menambah jumlah petani pengguna manfaat program,” jelasnya.
Jurnalis: Muhammad Faalih
Editor: Ulfa


































