PATI, Lingkarjateng.id – Massa petani yang tergabung dalam Jaringan Masyarakat Peduli Pegunungan Kendeng (JMPPK) menggelar aksi damai di depan Gedung DPRD Pati, Rabu, 24 September 2025 pagi.
Aksi damai yang sekaligus memperingati Hari Tani Nasional itu, petani mendesak pemerintah menyelesaikan polemik agraria di Pati yang sudah bertahun-tahun tak terselesaikan.
Koordinator aksi, Gunretno, menyerukan sejumlah permasalahan agraria yang harus diselesaikan Pemerintah Kabupaten Pati, seperti konflik petani Desa Pundenrejo dengan PG Pakis, permasalahan tambang dan rencana pabrik semen di Sukolilo.
“Permasalahan petani Pundenrejo ini sudah bertahun-tahun belum selesai. Termasuk persoalan Kendeng ini sudah lama tidak ada kejelasan, apalagi rencana pabrik semen dan masalah tambang ada 17 titik tidak berizin. Meskipun begitu ini masih beroperasi,” ujar Gunretno.
Warga Sukolilo Pati Desak Pelaku Tambang Ilegal Segera Ditindak
Terkhusus pepada Bupati Pati Sudewo, Gunretno berharap ada bantuan penyelesaian permasalahan dua konflik agraria yang hingga kini tak kunjung usai.
Dia menyebut, Bupati Sudewo sebagai pimpinan daerah harus bertanggungjawab dan mampu menyelesaikan permasalahan tersebut.
Penyelesaian Konflik Lahan Pundenrejo, Komnas HAM Dorong Reformasi Agraria
Apalagi, kata Gunretmo, sejumlah audiensi bersama pihak kepolisian dan Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jawa Tengah yang dilakukan oleh JMPPK, berkaitan masalah tambang, belum juga mendapatkan hasil positif.
“Ada Sukolilo Bangkit yang mempertanyakan masalah tambang, kami harus tahu itu izin operasi atau eksplorasi. Kalau itu berizin harus bisa menjelaskan data-data,” tandasnya.
Aksi damai JMPPK ini berlangsung kondusif dengan penjagaan keamanan dari tim gabungan keppolisian dalam mengawal jalannya aksi.
Jurnalis: Lingkar Network
Editor: Ulfa

































