SALATIGA, Lingkarjateng.id – Anggota Komisi IX DPR RI, Muh. Haris, menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam upaya pembangunan karakter dan kapasitas pemuda, khususnya melalui wadah Karang Taruna.
Hal itu disampaikan Haris usai bertemu langsung dengan para pengurus Karang Taruna di Kota Salatiga pada Kamis, 31 Juli 2025.
Haris menyebut pemuda merupakan elemen penting dalam pembangunan daerah. Namun, tantangan zaman membuat upaya menggandeng mereka tidak bisa dilakukan secara biasa saja.
Menurutnya, diperlukan sinergi antara organisasi kepemudaan, pemerintah daerah, DPR, serta pihak swasta agar program-program yang menyentuh langsung kebutuhan pemuda dapat terealisasi.
“Anak muda sekarang ini hidup di era digital, mereka butuh kegiatan yang inovatif dan relevan. Tapi Karang Taruna tidak bisa kerja sendiri, harus ada kolaborasi dengan pemerintah, DPR, dan mitra lain agar dampaknya nyata,” ujarnya.
Ia menyebutkan, banyak potensi pemuda Salatiga yang bisa dikembangkan, mulai dari sektor kewirausahaan, lingkungan, hingga pendidikan karakter. Namun, semua itu perlu dukungan dalam bentuk pelatihan, pendampingan, dan pemberdayaan yang berkelanjutan.
“Kalau hanya kumpul-kumpul saja, mereka akan bosan. Tapi kalau ada pelatihan UMKM, kegiatan remaja teladan, atau pelatihan organisasi, mereka akan tertarik dan itu berdampak langsung ke masyarakat,” jelasnya.
Haris juga menyoroti pentingnya keberadaan Karang Taruna hingga tingkat kelurahan dan RW. Ia menilai struktur ini bisa menjadi kekuatan besar bila diberdayakan secara serius dengan dukungan lintas sektor.
“Karang Taruna ini sudah hidup di Salatiga sejak lama. Sekarang saatnya diberi ruang lebih luas untuk berkembang, supaya anak muda punya tempat yang positif untuk berkarya dan berkontribusi bagi kotanya,” imbuhnya.
Ia berharap dengan sinergi yang baik, Karang Taruna bisa menjadi motor penggerak kepemudaan yang adaptif, produktif, dan berdampak langsung bagi masyarakat.
Haris menambahkan, Karang Taruna di Salatiga memiliki struktur yang hidup dan aktif hingga tingkat RW. Namun, selama ini kolaborasi dengan pemerintah maupun DPR dinilai masih minim. Padahal, potensi yang dimiliki oleh para pemuda sangat besar untuk ikut membangun daerah.
“Anak muda zaman sekarang itu masanya bermain media sosial, jadi perlu inovasi kegiatan supaya mereka tertarik. Tidak cukup hanya mengandalkan acara-acara seremonial, tapi harus ada pelatihan dan penguatan karakter,” tuturnya.
Dirinya mendorong agar Karang Taruna tidak hanya menjadi organisasi formalitas, melainkan menjadi wadah pengembangan SDM dan kewirausahaan pemuda. Menurutnya, pelatihan-pelatihan organisasi, keterampilan, hingga bisnis bagi pemuda perlu didorong secara masif.
“Kami di DPR RI akan siap mendukung jika ada program pelatihan yang menyasar anak muda, apalagi yang berkaitan dengan peningkatan kapasitas dan ekonomi. Intinya, Karang Taruna harus menjadi motor penggerak pemuda yang berdaya dan berdampak,” pungkasnya.
Jurnalis: Angga Rosa
Editor: Rosyid
































