JAKARTA, Lingkarjateng.id – Musyawarah Nasional (Munas) ke-II Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) resmi dibuka di Jakarta, Sabtu malam, 21 Juni 2025, dengan dihadiri sejumlah tokoh penting nasional. Salah satunya, Wakil Menteri (Wamen) Komunikasi dan Digital (Komdigi) Nezar Patria yang memberikan perhatian khusus terhadap tantangan eksistensi media di tengah derasnya gelombang disrupsi digital.
Dalam sambutannya, Nezar menyoroti perubahan drastis dalam lanskap industri media selama satu dekade terakhir. Ia menyebut banyak media yang dulunya dicintai publik kini berguguran akibat pergeseran ke ruang digital.
“Selama satu dekade belakangan, yang kita saksikan adalah industri media declining (menurun). Satu per satu media yang kita cintai, kita sayangi, berlangganan, hilang, tutup, terutama media-media cetak, tinggal yang di ruang digital. Demikian juga media televisi pada hari ini juga menghadapi disrupsi yang cukup signifikan,” ujarnya memberi sambutan dalam pembukaan Munas ke-II JMSI.
Tak hanya soal keberlangsungan bisnis media, Nezar juga mengangkat isu mendesak tentang misinformasi dan disinformasi. Di era teknologi kecerdasan buatan (AI), batas antara fakta dan fiksi semakin kabur.
Ia mencontohkan bagaimana teknologi seperti Google Voice dan AI generatif mampu menciptakan wajah dan suara tokoh yang nyaris tidak bisa dibedakan dari aslinya.
“Bayangkan jika wajah Presiden atau Menteri bisa diduplikasi oleh AI, lalu menyampaikan pesan yang salah dengan suara yang sangat mirip. Ini sangat berbahaya,” tegasnya.
Menurut Nezar, fenomena tersebut bukan hanya terjadi di Indonesia, tapi juga menjadi ancaman global. Bahkan World Economic Forum (WEF) menempatkan misinformasi dan disinformasi sebagai salah satu top global risks atau risiko global tertinggi saat ini.

Acara pembukaan Munas JMSI II ini juga dihadiri oleh Gubernur Lemhannas RI Ace Hasan Syadzily, Wakil Ketua Dewan Pers Totok Suryanto, pengamat politik Hendra Satrio, serta perwakilan pengurus JMSI dari 27 provinsi di Indonesia.
Munas berlangsung selama dua hari, 21-22 Juni 2025, dengan agenda utama antara lain: laporan pertanggungjawaban Ketua Umum JMSI Teguh Santosa, rapat komisi, pemilihan ketua umum periode 2025–2030, serta perumusan program strategis lima tahun ke depan.
Menariknya, meskipun baru dibuka, para pengurus daerah dari 27 provinsi sudah menyatakan dukungan bulat secara aklamasi agar Teguh Santosa melanjutkan kepemimpinan. Namun, Teguh sendiri menyatakan belum mengambil keputusan, dan berharap ada figur baru yang bisa menggantikan dirinya.
“Mengenai permohonan agar saya mencalonkan diri, saya ingat pesan orang tua saya. Lebih baik berhenti di saat kamu masih berada di atas. Jadi mohon maaf sampai saya berdiri saat ini saya belum bisa memberikan respons ya,” kata Teguh Santosa usai memberikan Laporan Pertanggungjawaban sebagai Ketum JMSI Pusat.
Kendati demikian, sejak Munas II JMSI dibuka, nama Teguh Santosa masih menjadi satu-satunya kandidat kuat sekaligus petahana yang diusung untuk kembali memimpin JMSI Pusat.
Jurnalis: Nailin RA
Editor: Rosyid