Lingkarjateng.id – Bayangkan dunia di mana mayoritas pekerjaan manusia telah digantikan oleh kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) dan robot. Pabrik tak lagi butuh operator, kantor tak perlu banyak staf administrasi, bahkan kasir pun menghilang dari toko-toko. Produktivitas meningkat drastis, tapi ke mana perginya penghasilan masyarakat?
Di sinilah konsep Universal Basic Income (UBI) atau pendapatan dasar universal mulai banyak dibicarakan sebagai solusi masa depan.
Konsep UBI saat ini dibahas di parlemen Amerika Serikat (AS) menyusul penggantian ribuan karyawan Amazon dengan robot.
Di masa depan, diprediksi akan ada UBI yang melegalkan pengangguran karena sudah diganti dengan robot dan AI.
Daftar Isi :
Apa Itu UBI?
UBI adalah sistem di mana setiap warga negara menerima sejumlah uang tetap secara rutin, tanpa syarat, dari negara. Tujuannya bukan untuk membuat orang malas, tetapi memberi jaminan dasar hidup di tengah ketidakpastian ekonomi dan teknologi.
Mengapa UBI Dibutuhkan di Era Otomatisasi?
- Pekerjaan Manusia Berkurang Banyak
Pekerjaan fisik dan administratif bisa digantikan robot. Bahkan AI kini mulai bisa menulis, menggambar, mendiagnosis penyakit, dan memproses data lebih cepat dari manusia.
- Kesenjangan Ekonomi Melebar Keuntungan
Dari otomatisasi cenderung terkonsentrasi di tangan segelintir orang yaitu pemilik teknologi dan modal. Tanpa sistem redistribusi, masyarakat bisa kehilangan daya beli dan stabilitas sosial terancam.
- UBI Memberi Rasa Aman
Dengan penghasilan dasar, orang tidak harus cemas kehilangan pekerjaan. Mereka bisa membangun usaha kecil, merawat keluarga, menjadi relawan atau berkarya, dan belajar ulang untuk pekerjaan baru.
Siapa yang Diuntungkan jika UBI Diterapkan?
- Masyarakat Umum
Orang-orang bisa hidup lebih tenang meskipun teknologi terus berkembang. Tak ada lagi ketakutan kehilangan penghasilan secara tiba-tiba.
- Pekerja Kreatif dan Sosial
Seniman, guru les, petani kecil, pegiat sosial, mereka tetap bisa berkarya tanpa tekanan ekonomi berat. UBI menjadi “fondasi” agar mereka bisa menjalani hidup dengan nilai.
- Wirausaha Kecil dan Lokal
Dengan daya beli masyarakat tetap terjaga lewat UBI, bisnis UMKM bisa bertahan dan berkembang karena ada konsumen yang terus berbelanja.
- Pemerintah Visioner
Negara yang menerapkan UBI bisa menjaga stabilitas ekonomi dan sosial. Ini bisa menjadi “tameng” dari gejolak akibat pengangguran massal atau keresahan sosial.
Siapa yang Paling Mungkin Menolak?
1. Elit ekonomi konvensional yang khawatir pajaknya naik untuk membiayai UBI.
2. Politisi konservatif yang memandang UBI sebagai bentuk kemalasan yang dilegalkan.
3. Perusahaan besar yang enggan berbagi keuntungan dari otomatisasi.
Namun jika tidak diatur dengan kebijakan, UBI justru bisa muncul gejolak yang lebih mahal seperti ketimpangan ekonomi, kerusuhan sosial, dan keruntuhan sistem ekonomi tradisional.
Apakah UBI Mampu Dibiayai?
Banyak studi menunjukkan bahwa UBI bisa dibiayai lewat:
- Pajak atas keuntungan perusahaan berbasis AI dan robotika
- Pengurangan subsidi tidak efektif
- Pajak karbon dan sumber daya otomatisasi
- Redistribusi melalui dividen negara (contoh: Alaska memberi dividen tahunan dari minyak kepada warganya)
AI Bisa Membebaskan, jika UBI Mengimbangi
Teknologi seharusnya membebaskan manusia dari pekerjaan berat dan repetitif, bukan menciptakan krisis pengangguran dan kemiskinan baru.
UBI bukan sekadar ide utopis, tapi bisa menjadi pondasi dunia baru di mana setiap orang bisa hidup layak, belajar, berkarya, dan berkontribusi sesuai potensinya.
UBI bukan soal membayar orang untuk tidak bekerja, tapi memberi ruang agar manusia bisa menjadi lebih manusiawi.
Editor: Rosyid