BATANG, Lingkarjateng.id – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Batang berkomitmen melakukan efisiensi dan efektivitas belanja dana APBD sebesar Rp 66,8 miliar untuk mengoptimalkan lima program prioritas.
Bupati Batang, Faiz Kurniawan, mengatakan bahwa pihaknya membagi wilayah ke dalam lima zona pengembangan strategis dalam upaya mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan dan inklusif.
“Demikian juga, efisiensi APBD menjadi kunci dalam mendorong pertumbuhan ekonomi, penyediaan infrastruktur, dan mengurangi kemiskinan,” katanya pada Selasa, 10 Juni 2025.
Lima zona pengembangan strategis tersebut yaitu pertanian dan agrowisata yang mencakup sembilan kecamatan meliputi Bawang, Tersono, Limpung, Pecalungan, Reban, Blado, Bandar, Wonotunggal, dan Warungasem yang akan difokuskan untuk meningkatkan produktivitas pertanian dan wisata berbasis agro.
Zona industri di enam kecamatan meliputi Gringsing, Banyuputih, Limpung, Subah, Tulis, dan Bandar yang dirancang untuk memperkuat rantai pasok industri dengan konsep ramah lingkungan.
Kemudian, zona bahari di Kecamatan Batang dan Kandeman yang menjadi wujud komitmen terhadap produktivitas kawasan pesisir sekaligus menjaga kualitas lingkungan.
Selanjutnya, zona pendidikan di Kecamatan Bandar yang akan menjadi fondasi peningkatan kualitas pendidikan dan pelatihan kerja yang relevan dengan kebutuhan industri, serta zona pemerintahan di Kecamatan Batang yang ditata sebagai pusat pemerintahan dan pelayanan publik yang efisien.
Ia mengatakan pihaknya menganggarkan pembangunan infrastruktur dan sanitasi sebesar Rp 15,7 miliar dengan fokus pada perbaikan ruas jalan, penataan trotoar, dan normalisasi saluran.
Kemudian, anggaran kesehatan sebesar Rp 15,9 miliar yang diperuntukkan mendukung program UHC, pengadaan obat, dan pengelolaan sampah.
Selanjutnya, untuk anggaran pengendalian inflasi Rp 7,9 miliar yang digunakan untuk stabilisasi komoditas pangan dan monitoring investasi, serta pendidikan Rp 7,6 miliar untuk rehabilitasi ruang kelas dan program beasiswa, dan prioritas lain Rp 19,8 miliar termasuk untuk optimalisasi ketenagakerjaan dan kerja sama media.
“Untuk upaya menurunkan angka pengangguran, kami meluncurkan program ‘Dapat Kerja’ yang mengintegrasikan pelatihan dan penempatan kerja di kawasan industri. Program ini didukung aturan serapan tenaga kerja lokal melalui peraturan daerah, serta kesepahaman dengan industri,” katanya.
Jurnalis: Antara
Editor: Rosyid