PATI, Lingkarjateng.id – Dukung adanya Sekolah Rakyat (SR) di Kabupaten Pati, Camat Dukuhseti Agus Sunarko berharap sistem pendidikan yang ia tempuh di sekolah kedinasan bisa diterapkan di sekolah rakyat, yakni melalui sistem “Jarlatsuh” (pengajaran, pelatihan dan pengasuhan).
Dengan penerapan “Jarlatsuh”, sekolah rakyat diharap dapat menciptakan peserta didik yang intelektual, berbudi pekerti, dan tangguh.
“Pengajaran itu berupa literasi pembelajaran secara akademis, berupa buku-buku. Pengasuhan itu diasuh, kalau salah harus ngaku minta maaf, dihukum, dibina tapi jangan sampai membinasakan. Pelatihan artinya diajari, bisa diajari masak sayuran atau apa, jadi anak diajarkan untuk survival,” ujar Agus Sunarko mewakili camat se-Kabupaten Pati dalam acara Sosialisasi dan Penjaringan Calon Peserta Didik Sekolah Rakyat di Sentra Margo Laras, Pati, Jawa Tengah, Selasa (15/4).
Lebih lanjut, Agsun berharap, sekolah rakyat yang nantinya direncanakan berdiri di Kecamatan Margorejo dan Tlogowungu dapat berkontribusi dalam memajukan Kabupaten Pati.
“Sekolah rakyat yang diselenggarakan Margo Laras ini bisa bermanfaat. Manfaat, berkah, membanggakan Kabupaten Pati dan orang tua,” tuturnya.
Ia meyakini bahwa sekolah rakyat bukan hanya mampu mencetak generasi unggul di bidang keilmuan saja, namun juga budi pekerti.
“Sekolah rakyat ini merupakan penyempurnaan sekolah yang ada di Indonesia. Dengan adanya sekolah rakyat dengan boarding school tentunya pemerintah tidak main-main,” ujarnya.
Pada kesempatan itu, Agus Sunarko turut menyampaikan usulan terkait pembangunan fasilitas sekolah rakyat yang rencananya bakal menerapkan sistem boarding school. Seperti, pembangunan fasilitas toilet ramah anak yang sedang dalam masa produktif.
“Kamar mandi jangan sampai tertutup, open tapi tidak terbuka, bisa dilihat tapi tidak terbuka. Ini kenapa? Karena ini masa-masa usia produktif yang bisa jadi banyak gangguan dari pengaruh orang setempat melalui digitalisasi,” ucap Agsun sapaan lekatnya.
Sementara itu, Kepala Subbag Tata Usaha Sentra Margo Laras Pati Syam Fathurrachmanda menegaskan bahwa pihaknya siap menyukseskan pendirian sekolah rakyat di Kabupaten Pati.
“Sentra Margo Laras siap menjadikan pusat kegiatan sekolah rakyat di Kabupaten Pati. Melalui sosialisasi ini kami berharap menyampaikan visi dan misi sekolah rakyat serta mengajak semua pihak membangun Kabupaten Pati,” kata Syam.
Ia mengatakan, pembangunan sekolah rakyat di Sentra Margo Laras, Desa Sukoharjo, Kecamatan Margorejo ditargetkan selesai pada Juni 2025.
Sentra Margo Laras menjadi lokasi pertama berdirinya sekolah rakyat di Kabupaten Pati yang kemudian dilanjutkan di Kecamatan Tlogowungu. Rencananya, beberapa bangunan di Sentra Margo Laras mulai direvitalisasi menjadi sekolah rakyat pada akhir April atau awal Mei 2025.
Ia menyebut, pendirian sekolah rakyat berada di atas lahan milik Kementerian Sosial (Kemensos) menggunakan eksisting bangunan di Sentra Margo Laras.
“Karena kami memang yang berada di Kemensos, maka Sentra Margo Laras ini menggunakan eksisting bangunan. Jadi bangunan-bangunan yang sudah ada kemudian dilakukan penyesuaian oleh Kementerian PUPR,” jelasnya.
Beberapa waktu lalu, kata dia, Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Jawa Tengah telah menyurvei bangunan di Sentra Margo Laras yang perlu diperbaiki. Tujuannya, beberapa bangunan tersebut nantinya lebih layak bagi peserta didik maupun guru ketika difungsikan sebagai sekolah rakyat.
“Jadi proses rehab ya, tidak proses bangun ya. Kalau bangun nanti ‘kan tanah kosong punyanya Pemda di Tlogomulyo. Ini ‘kan nanti PUPR melakukan revitalisasi bangunan atau renovasi. Target mereka pertengahan Juni sudah running untuk kegiatan belajar mengajar,” tuturnya.
Syam menjelaskan, dana yang digunakan untuk merevitalisasi bangunan sekolah rakyat di Sentra Margo Laras menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Proses pembangunan yang belum diketahui nominal anggarannya secara pasti tersebut akan digarap Kementerian PUPR.
“Mereka belum bisa menjelaskan detail karena masih survei kebutuhan. Mereka masih membuat kayak RAB (Rencana Anggaran Biaya) kebutuhan Sentra Margo Laras berapa, dibahas dengan pusat, kemudian berapa anggaran turun, kami juga kurang paham,” ujarnya.
Adapun jenjang pendidikan pada sekolah rakyat di Sentra Margo Laras yakni Sekolah Menengah Pertama (SMP).
“Karena melihat dari bangunan yang ada, itu kami ready-nya di jenjang SMP. Nanti yang kami siapkan kelas 7 itu 7A dan 7B. Jadi masing-masing kelas itu total 25 siswa. Jadi total 50 siswa. Karena wajib menyiapkan itu minimal satu kelas 25 orang,” sebutnya.
Ia menjelaskan bahwa syarat peserta didik bisa masuk ke sekolah rakyat harus berasal dari keluarga miskin atau miskin ekstrem yang tercatat di Pusat Data dan Teknologi Informasi Kesejahteraan Sosial (Pusdatin Kesos).
“Jadi memang target utama adalah keluarga yang masuk di desil 1-2 atau miskin ekstrem. Jika memang hasil verifikasi data desil 1 sudah selesai, jika kuota belum tercukupi, ke desil 2. Masih lanjut lagi, desil 3 dan seterusnya,” jelasnya. (Lingkar Network | Setyo Nugroho – Lingkarjateng.id)