JEPARA, Lingkarjateng.id – Sebanyak 4.000 Ketupat dan Lepet telah disiapkan guna memeriahkan Pesta Lomban tahun 2025 di Kabupaten Jepara. Pesta Lomban merupakan puncak dari acara syawalan yang merupakan tradisi turun menurun di Jepara. Kegiatan tersebut dilaksanakan seminggu pasca perayaan hari raya Idul Fitri setiap tahun sebagai bentuk rasa syukur masyarakat Jepara khususnya para nelayan.
Pada kesempatan ini, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Jepara, Moh Eko Udyyono menjelaskan bahwa rangkaian pesta lomban dimulai dari Minggu pagi, 6 April 2025 dengan penyembelihan hewan kerbau di Rumah Pemotongan Hewan (RPH) Ujungbatu. Kemudian dilanjutkan dengan ziarah ke dua makam sesepuh Jepara yaitu Cik Lanang Desa Bulu dan Mbah Ronggo Desa Ujungbatu, masing-masing di Kecamatan/Kabupaten Jepara.
“Pada malam hari dilanjutkan dengan Pagelaran seni Wayang Kulit, di TPI Ujungbatu,” kata Eko kepada tim Lingkar Jateng pada Minggu, 6 April 2025.
Eko menambahkan paginya dilanjutkan dengan kegiatan Larungan Kepala Kerbau sebagai bentuk sedekah laut masyarakat Ujungbatu khususnya para nelayan di sekitar TPI. Kegiatan ini merupakan uri-uri budaya sejak ratusan tahun yang lalu.
Selain itu, ia mengungkap, tahun ini ada sedikit perbedaan kegiatan Pesta Lomban, yaitu dengan adanya Tradisi Kupat (Ketupat) Lepet.
“Tahun kemaren tidak ada, tahun ini kami bisa adakan kembali. Sebanyak 4.000 Kupat Lepet akan di tata menjadi dua gunungan,” tambahnya.
Tradisi Kupat Lepet ini boleh diikuti oleh seluruh masyarakat Jepara. Namun, ia menekankan larangan untuk anak kecil dibawah 13 tahun. Pasalnya ditakutkan nanti saat prosesi rebutan Kupat Lepet, anak tersebut terinjak atau terdesak oleh masyarakat lainnya.
“Nanti juga ada yang menjaga disana, guna mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan terjadi,” ungkapnya.
Tradisi Kupat Lepet merupakan warisan nenek moyang yang waktu perayaannya jatuh pada hari ke tujuh setelah lebaran. Tradisi ini menandakan lepat atau kesalahan orang-orang saling maaf dan dimaafkan satu sama lainnya.
“Kami akan buat perayaan tradisi ini semeriah mungkin, sehingga bisa menarik wisatawan lebih banyak lagi,” pungkasnya. (Lingkar Network | M. Aminudin – Lingkarjateng.id)