BLORA, Lingkarjateng.id – Empat kecamatan di Kabupaten Blora masih kesulitan air bersih. Selain itu, jaringan air PDAM belum dapat menjangkau dengan maksimal di empat kecamatan tersebut.
Humas PDAM Tirta Amerta Blora Nanang Fahru menuturkan empat kecamatan yang hingga tahun 2025 masih kesulitan air bersih adalah Kecamatan Japah, Banjarejo, Tunjungan, dan Jati.
“Di empat kecamatan itu, sudah ada sebagian kecil jaringan PDAM. Namun belum bisa maksimal dikarenakan keterbatasan jaringan, dikarenakan jarak yang jauh,” terang Nanang, Senin, 10 Maret 2025.
Diungkapkan untuk keempat kecamatan itu tidak memiliki sumber mata air yang dapat mensuplay daerah tersebut. Sehingga ia menilai opsi yang dapat dipilih adalah pembuatan waduk maupun kantong-kantong air yang dapat menyimpan air saat musim penghujan.
“Kalo pembuatan akses jaringan ke empat kecamatan itu dari SPAM (Sistem Penyediaan Air Minum) terdekat masih terkendala jarak. Karena memang jarak yang ditempuh juga jauh,” terangnya.
“Pinginnya kita ya mampu menyentuh area-area tersebut. Sehingga dapat melayani semua masyarakat,” imbuh Nanang.
Lebih lanjut, kata Nanang, untuk di Kecamatan Tunjungan sendiri sedang dilakukan pengajian jaringan baru yang diambil dari Bendungan Randugunting. Nantinya air dari bendungan itu bermuara ke Gudang Banyu yang ada di Blora kota.
“Kajian untuk kecamatan Tunjungan itu dulu pernah dilakukan ke waduk Greneng, karena memiliki kedekatan lokasi. Namun untuk wacana SPAM malah masuk ke Bendungan Randugunting,” tuturnya.
“Sementara untuk realisasinya sendiri kita belum tau pastinya kapan,” tambah Nanang.
Hingga saat ini, sambung Nanang, sudah ada 12 kecamatan yang telah tercover atau sudah ada jaringan air PDAM. Diantaranya, Kecamatan Blora kota, Bogorejo, Jepon, Jiken, Sambong, Cepu, Kedungtuban, Kradenan, Randublatung, Ngawen, Kunduran, Todanan.
“Namun untuk Kecamatan Kadungtuban, dan Todanan tidak semua menjadi pelanggan. Karena di wilayah tersebut sangat banyak sumber mata air,” tuturnya.(Lingkar Network | Eko Wicaksono – Lingkarjateng.id)