PEKALONGAN, Lingkarjateng.id – PT PLN (Persero) Unit Induk Transmisi Jawa Bagian Tengah (UIT JBT) melalui Unit Pelaksana Transmisi (UPT) Purwokerto menggelar sosialisasi mengenai manfaat dan bahaya listrik di Kota Pekalongan pada Senin, 10 Maret 2025.
Kegiatan yang berlangsung di Aula Kelurahan Kuripan Yosorejo, Kecamatan Pekalongan Selatan, Kota Pekalongan, itu dihadiri oleh sejumlah peserta dari berbagai kalangan.
Manajer PLN Unit Layanan Transmisi dan Gardu Induk (ULTG) Tegal, Andi Artha Kusuma, menyampaikan bahwa sosialisasi tersebut berfokus pada bahaya listrik yang berkaitan dengan tradisi penerbangan balon udara liar di bulan Ramadhan dan Syawal.
“Kami menitikberatkan pada bahaya listrik yang berkaitan dengan tradisi masyarakat menerbangkan balon udara secara liar. Tradisi ini berpotensi mengganggu aset tenaga listrik dan menyebabkan pemadaman,” ujar Andi.
Menurutnya, kegiatan sosialisasi tersebut bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat agar tidak menerbangkan balon udara liar, mengingat risiko gangguan instalasi listrik yang dapat berujung pada pemadaman listrik.
PLN juga mengapresiasi langkah pemerintah daerah yang tahun ini menggelar lomba balon udara bertambat sebagai alternatif aman bagi masyarakat.
“Kami berharap dengan adanya lomba ini, masyarakat dapat mengurangi penerbangan balon udara liar,” tambahnya.
Sosialisasi tersebut merupakan agenda rutin yang diadakan PLN setiap bulan di berbagai daerah, terutama di wilayah yang memiliki risiko tinggi terhadap gangguan listrik. Di Kota Pekalongan, sosialisasi khusus terkait bahaya listrik kerap digelar menjelang bulan Ramadhan dan Syawal.
Sementara itu, Lurah Kuripan Yosorejo, Mahfud, mengapresiasi kegiatan sosialisasi tersebut dan berharap informasi yang disampaikan dapat diteruskan kepada warga.
“Kami berterima kasih kepada PLN yang telah memfasilitasi sosialisasi ini. Informasi mengenai bahaya listrik sangat penting untuk meningkatkan kewaspadaan masyarakat,” ungkapnya.
Mahfud menyatakan bahwa dalam sesi diskusi, masyarakat turut membahas beberapa hal terkait antisipasi bahaya listrik, seperti risiko penerbangan drone dan layang-layang yang dapat mengganggu jaringan listrik, serta bahaya petasan dan layang-layang yang tersangkut di kabel listrik.
Selain itu, juga disinggung mengenai pemangkasan pohon yang menyentuh kabel listrik dan prosedur pemindahan tiang listrik di lingkungan perkampungan.
“Saya berharap peserta yang ikut dalam kegiatan ini, dapat menyebarluaskan informasi ini kepada sesama warga agar bersama-sama dapat mengantisipasi potensi bahaya dan memanfaatkan listrik secara lebih aman dan optimal,” pungkasnya. (Lingkar Network | Fahri Akbar – Lingkarjateng.id)