Pemkab Grobogan Gelar Boyong Grobog Tanpa Tayub dan Tumpengan, Ini Alasannya

Kriab Boyong Grobog di Grobogan

Warga berebut gunungan di Kirab Boyong Grobog yang digelar Pemkab Grobogan pada Senin, 3 Maret 2025. (Dok. Pemkab Grobogan/Lingkarjateng.id)

GROBOGAN, Lingkarjateng.id – Menjelang Hari Jadi ke-299 Kabupaten Grobogan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Grobogan menggelar tradisi Boyong Grobog pada Senin, 3 Maret 2025.

Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Grobogan, Anang Armunanto, mengungkapkan bahwa pelaksanaan tradisi Boyong Grobog digelar dengan rangkaian yang lebih sederhana lantaran bertepatan dengan bulan Ramadhan 1446 Hijriah.

Anang menyebut sejumlah momen yang biasanya dilakukan dalam tradisi Boyong Grobog pada tahun ini ditiadakan demi menghormati masyarakat yang sedang berpuasa.

“Kalau tradisi Boyong Grobog ini, yang dulu ada tumpengan bahkan rangkaian hari ulang uahun, tahun ini tidak ada tumpengan yang ramai-ramai. Kemudian, tarian lokal seperti tayub juga tidak kita adakan, hanya gunungan sebagai tradisi doa, sedekah untuk kemakmuran Bumi Grobogan,” ucapnya.

“Ada tumpengnya tapi bentuknya berbeda. Kemudian ini ada gunungan, jumlahnya 21, itu sesuai dengan penghitungan sesepuh yang intinya harapannya ke depan Grobogan semakin maju, semakin lebih baik,” tambahnya.

Selain itu, kirab yang biasanya diadakan menggunakan mobil pada tahun ini hanya dilaksanakan dengan berjalan kaki dan sejumlah kereta kencana.

Tak hanya itu, kriab tahun ini dimulai dari Kantor Kecamatan Grobogan, tidak diberangkatkan dari Kelurahan Grobogan seperti tahun-tahun sebelumnya.

“Mereka yang biasanya ikut kirab sudah menunggu di pendopo,” katanya.

Sementara itu, Bupati Grobogan, Setyo Hadi, menegaskan pentingnya semangat gumreget, gumregah, gumregut cancut taliwanda guna membangun Grobogan yang gemah ripah loh jinawi tata tentrem kerta raharja.

Setyo Hadi berharap momentum Hari Jadi Grobogan ini membawa keberkahan bagi masyarakat.

“Harapannya dijauhkan dari bencana, dan masyarakatnya makmur, gemah ripah loh jinawi,” ujar Bupati.

Tradisi Boyong Grobog ini adalah ritual tahunan menjelang Hari Jadi Kabupaten Grobogan.

Tradisi tersebut dilaksanakan sehari sebelum Hari Jadi Kabupaten Grobogan yang tiap tahunnya jatuh pada tanggal 4 Maret.

Prosesi Boyong Grobog adalah ritual yang menceritakan perpindahan pusat pemerintahan Kabupaten Grobogan dari Kecamatan Grobogan ke Kecamatan Purwodadi.

Perpindahan pusat pemerintahan tersebut ditandai dengan perpindahan kotak kayu berukuran sekitar 1×1 meter yang dulunya diisi dokumen Pemerintahan.

Biasanya, ritual tersebut didahului dengan ziarah leluhur, jamasan pusaka, dan pentas wayang kulit serta dilakukan rangkaian kegiatan seperti pasar murah dan kegiatan lain untuk menyemarakkan Hari Jadi Kabupaten Grobogan. (Lingkar Network | Ahmad Abror – Lingkarjateng.id)

Exit mobile version