PATI, Lingkarjateng.id – Kondisi jalan raya pantura yang merupakan akses utama mudik menjadi sorotan menjelang momentum mudik Lebaran 2025.
Salah satu contohnya di Jalan Pati—Juwana yang terpantau banyak lubang dengan lebar dan kedalaman yang bervariasi. Sejumlah titik juga tampak bergelombang dan miring. Selain itu saat hujan jalan berlubang itu tertutup genangan air sehingga membahayakan pengguna jalan.
“Jalan yang rusak ini cukup menyulitkan para pengguna jalan, apalagi pengendara roda dua ya, selain tak nyaman tapi juga khawatir akan lubang besar yang ada di tengah. Belum lagi jika berada dibelakang truk dan ada lubang besar di depannya,” ujar Muna salah satu pengguna jalan asal Juwana.
Kerusakan jalan menjadi perhatian khusus Ketua Komisi C Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Pati, Joni Kurnianto. Menurutnya kerusakan jalan pantura yang cukup signifikan harus ada perhatian khusus apalagi sebentar lagi mudik lebaran. Pemerintah, katanya, harus bisa menjamin kenyamanan dan keselamatan bagi pemudik.
“Pantura ini memang sangat banyak yang berlubang, apalagi ketika tergenang banjir itu bahaya. Terutama bagi saudara kita yang mudik mengenakan sepeda motor itu banyak kecelakaan tunggal,” ujar legislator dari Fraksi Demokrat ini.
Komisi C Minta Pemkab Pati Prioritaskan Perbaikan Jalan Sebelum Masa Mudik
Ketua Komisi C DPRD Pati, Joni Kurnianto, menyebut arus mudik 2025 bakal mulai lebih awal sehingga kesiapan perbaikan jalan juga harus segera ditangani. Saat ini kerusakan jalan masih terlihat di sejumlah titik di jalan pantura.
“Apalagi ini nanti libur sekolah lebih awal otomatis nanti akan berdampak pada libur lebaran yang juga lebih awal. Sementara sejumlah jalanan masih rusak di Pantura,” sambungnya.
Pihaknya mengaku sudah melakukan kunjungan ke Komisi V DPR RI terkait permasalahan infrastruktur di Pantura pada Februari 2025
“Berdasarkan informasi yang diperoleh, dikarenakan ada efisiensi anggaran sehingga terdapat potongan-potongan di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR),” imbuhnya.
Joni menyampaikan efek efisiensi anggaran di kementerian juga berimbas ke daerah. Menurutnya, dari hasil pertemuan dengan dewan pusat tidak ada perbaikan di jalan pantura Jakarta-Jawa Tengah. Kendati demikian, pihaknya berharap ada perhatian khusus dari pemerintah pusat mengenai penambalan jalan berlubang, untuk memberi penanganan sementara.
“Nanti ada pemeliharaan sedikit-sedikit, ya, menambal yang bolong. Namun untuk pemeliharaan secara utuh seperti pengaspalan sementara itu belum ada,” terangnya.
Joni berharap di tanggal 21 Maret 2025 sudah dilakukan perbaikan sementara, untuk menutup lubang jalan agar infrastruktur saat mudik masih layak.
“Pemerintahan pusat juga saya yakin tidak tinggal diam, mungkin nanti segera paling tidak nanti di tembel untuk meminimalisir kecelakaan tunggal dari para pemudik terutama sepeda motor,” tandasnya. (Lingkar Network | Mutia Parasti – Lingkarjateng.id)