PATI, Lingkarjateng.id – Ketua Komisi B Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Pati, Muslihan menyebut hampir seluruh petani di wilayah ini berada di usia yang tidak lagi produktif. Sehingga, kondisi ini dapat menghambat program swasembada pangan yang dijalankan pemerintah.
Dirinya pun mendorong Dinas Pertanian dan Peternakan (Dispertan) melakukan regenerasi petani milenial.
“Kami dari Komisi B memang menggelorakan dalam rangka untuk mendukung pemerintahan pusat terkait swasembada pangan, salah satunya kita mengoptimalkan para petani,” ujarnya Selasa, 4 Maret 2025.
Dalam melakukan regenerasi petani, kata dia, pemerintah perlu menciptakan wadah khusus bagi pemuda yang berminat di bidang pertanian. Selain itu, pemerintah juga harus menanamkan pola pikir kepada anak muda bahwa pertanian merupakan sektor yang menjanjikan.
“Di sisi lain kita juga akan membuat trobosan bahwa Komisi B akan menginisiasi terkait petani milenial, ini yang kita gelorakan. Harus ada wadah khusus, ya akan kami diskusikan terutama dinas terkait dan OPD-OPD (organisasi perangkat Daerah) terkait,” ucapnya.
Dia berencana, bakal mengadakan pertemuan dengan OPD dan pihak-pihak terkait untuk membahas proses regenerasi petani. Sehingga, nantinya sektor pertanian di Kabupaten Pati dapat berinovasi melalui sumber daya yang dimiliki anak muda.
“Rencana kami hasil dari pada sidak kemarin kami akan mempertemukan para Dinas Pertanian, Dinas Ketahanan Pangan, kemudian Bulog dan kelompok-kelompok Gapoktan yang ada di Pati dalam rangka untuk mensinergikan,” tandas dia.
Terpisah, Ketua Tim Hortikultura Dinas Pertanian (Dispertan) Kabupaten Pati Munjamil menyebutkan bahwa petani milenial di Pati hanya sejumlah 200-an orang. Mereka menanam berbagai tanaman mulai dari sayur hingga kopi yang menjadi pemantik para pemuda untuk bertani.
“Setahu saya petani milenial ini masuk ke petani andalan,” pungkasnya. (Lingkar Network | Setyo Nugroho – Lingkarjateng.id)