KUDUS, Lingkarjateng.id – Bupati Kudus, Sam’ani Intakoris, meminta agar perbaikan ruang kelas di SDN 2 Purwosari yang atapnya ambruk segera dilakukan. Ia menegaskan bahwa keselamatan siswa harus menjadi prioritas utama, dan proses belajar mengajar tidak boleh terganggu terlalu lama.
“Memang kejadian ini sebuah bencana, atap kelas ambrol meskipun sudah pernah direhab pada tahun 2020. Saya sudah perintahkan Dinas Pendidikan untuk segera menangani,” kata Sam’ani saat meninjau langsung kondisi SDN 2 Purwosari di Kecamatan Kota Kudus pada Minggu, 9 Maret 2025.
Menurutnya, koordinasi dengan berbagai pihak terus dilakukan agar proses perbaikan bisa cepat terealisasi. Ia juga menyebut kemungkinan penggunaan Dana Tak Terduga (TT) atau sumber anggaran lain, sambil menunggu hasil kajian teknis.
“Nanti pakai Dana TT atau dana lainnya, kita tunggu petunjuk selanjutnya. Yang jelas, ini harus segera ditangani. Apalagi kejadian ini sudah berlangsung sejak waktu Imlek kemarin, akibat hujan deras berhari-hari,” ujar Sam’ani.
Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa kejadian tersebut menjadi catatan penting bagi Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kudus. Ia berkomitmen memperkuat pengawasan terhadap proyek-proyek pembangunan sekolah, termasuk melalui proses review oleh Inspektorat, tidak hanya dari sisi harga, tetapi juga kualitas bangunan.
“Kita akan perketat review, tidak hanya soal harga lelang, tapi juga spesifikasi dan mutu bangunan. Jangan sampai ada lagi kasus sekolah ambruk yang bisa membahayakan anak didik kita,” tegasnya.
Sam’ani berharap proses perbaikan bisa segera dimulai begitu semua prosedur administrasi selesai. Ia juga meminta pihak sekolah dan Disdikpora untuk terus memantau kondisi bangunan lain agar kejadian serupa tidak terulang.
“Dalam waktu dekat, saya ingin ada solusi konkret. Jangan sampai anak-anak kita belajar dalam kondisi was-was,” tutup Sam’ani.
Sementara itu, Kepala Disdikpora Kudus, Harjuna Widada, menyampaikan bahwa puing-puing atap kelas di SDN 2 Purwosari yang roboh sudah diamankan agar tidak mengganggu aktivitas sekolah.
Untuk sementara, siswa kelas 5 dipindahkan ke ruang UKS, kelas 4 ke laboratorium, dan kelas 3 menggunakan perpustakaan.
“Kami pastikan kegiatan belajar tetap berjalan meskipun harus berpindah ruang. Yang penting aman bagi anak-anak,” kata Harjuna. (Lingkar Network | Mohammad Fahtur Rohman – Lingkarjateng.id)