DEMAK, LINGKAR – Banjir yang melanda Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, Jawa Tengah, kini mulai surut. Seiring kondisi tersebut, Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di sejumlah sekolah yang sebelumnya terdampak banjir kembali berjalan.
Salah satu sekolah yang sudah memulai aktivitas KBM adalah SDN 4 Sayung. Para siswa kini kembali masuk sekolah, meskipun pembelajaran masih dilakukan dengan sejumlah penyesuaian.
Menurut Kepala SDN 4 Sayung, Nur Hidayati, proses KBM di sekolahnya saat ini masih dibagi menjadi dua shift, yakni pagi dan siang. Hal ini dikarenakan genangan air belum surut sepenuhnya, dan beberapa ruang kelas masih terdampak banjir.
“Sudah dua hari ini mulai masuk. Ada tiga ruang kelas yang sudah bisa digunakan karena posisinya ditinggikan, tapi ruang kelas lain masih tergenang,” ujar Nur Hidayati saat dihubungi, Jumat (14/2/2025).
Untuk mengatasi keterbatasan ruang kelas, pihak sekolah memanfaatkan ruang perpustakaan sebagai kelas darurat.
“KBM dibagi pagi dan siang. Saat ini hanya ada tiga kelas yang digunakan, ditambah satu ruang perpustakaan,” jelas Nur.
Namun, masih ada sejumlah siswa yang belum bisa mengikuti pembelajaran secara langsung di sekolah karena rumah mereka masih tergenang banjir. “Mereka tetap izin dan mengikuti pembelajaran daring. Kami juga memberikan tugas kepada mereka,” tambahnya.
Nur Hidayati mengungkapkan bahwa Pemerintah Daerah (Pemda) Demak melalui dinas terkait telah mengupayakan penyedotan genangan air menggunakan pompa diesel.
“Hari ini ada dua pompa yang digunakan untuk menyedot air. Tapi genangan kembali muncul karena aliran air dari sawah di belakang sekolah masih tinggi,” ungkapnya. Ia juga menjelaskan bahwa lapangan dan beberapa ruang kelas yang rendah masih terendam banjir.
Dinas terkait pun telah meninjau langsung kondisi sekolah untuk melihat dampak banjir secara rinci. Berdasarkan pengalaman tahun-tahun sebelumnya, genangan air di kawasan tersebut biasanya membutuhkan waktu sekitar satu bulan untuk benar-benar surut.
Banjir yang merendam SDN 4 Sayung selama lebih dari sepekan menyebabkan kerusakan pada berbagai fasilitas sekolah. Meja, kursi, buku, serta sarana lainnya rusak akibat terendam air dalam waktu lama.
“Bahkan, saat banjir surut, kami menemukan hewan liar seperti ular masuk ke dalam kelas. Karena itu, sempat ada pembelajaran di luar ruangan demi keamanan anak-anak,” jelas Nur.
Meskipun menghadapi berbagai tantangan, pihak sekolah terus berupaya agar KBM tetap berjalan dengan lancar, sambil menunggu kondisi pulih sepenuhnya. (M. BURHAN A/LINGKAR)