• Box Redaksi
  • Kontak & Info Iklan
  • Disclaimer
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber
  • Lingkar Network
    • LINGKAR.NEWS
    • BERITAJATENG.ID
    • KABARHARIINI.ID
  • Developer
Kamis, Juni 19, 2025
lingkarjateng.id
  • BERANDA
  • REGIONAL
    • Pati Hari Ini
    • Kudus Hari Ini
    • Rembang Hari Ini
    • Blora Hari Ini
    • Demak Hari Ini
    • Jepara Hari Ini
    • Kendal Hari Ini
    • Grobogan Hari Ini
    • Semarang Hari Ini
    • Batang Hari Ini
    • Salatiga Hari Ini
    • Pekalongan Hari Ini
  • POLITIK
  • PERISTIWA
  • ARTIKEL
    • Wisata
    • Guru Menulis
    • Inspiratif
    • Keagamaan
    • Opini
No Result
View All Result
  • BERANDA
  • REGIONAL
    • Pati Hari Ini
    • Kudus Hari Ini
    • Rembang Hari Ini
    • Blora Hari Ini
    • Demak Hari Ini
    • Jepara Hari Ini
    • Kendal Hari Ini
    • Grobogan Hari Ini
    • Semarang Hari Ini
    • Batang Hari Ini
    • Salatiga Hari Ini
    • Pekalongan Hari Ini
  • POLITIK
  • PERISTIWA
  • ARTIKEL
    • Wisata
    • Guru Menulis
    • Inspiratif
    • Keagamaan
    • Opini
No Result
View All Result
lingkarjateng.id
No Result
View All Result
Home Semarang Hari Ini

Sulit Akses Pupuk Subsidi, Petani di Getasan Semarang Juga Sambat Harga Hasil Panen Rendah

Rosyid by Rosyid
Jumat, 13-Des-2024
in Semarang Hari Ini
Sejumlah petani di Desa Cuntel, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, tengah memanen sayuran jenis kolbis pada Kamis, 12 Desember 2024. (Hesty Imaniar/Lingkarjateng.id)

Sejumlah petani di Desa Cuntel, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, tengah memanen sayuran jenis kolbis pada Kamis, 12 Desember 2024. (Hesty Imaniar/Lingkarjateng.id)

945
VIEWS
Bagikan di WhatsAppBagikan di FacebookBagikan di Twitter

KAB. SEMARANG, Lingkarjateng.id – Presiden Prabowo Subianto telah menjadikan ketahanan pangan sebagai program prioritas dalam pemerintahannya. Sejumlah kebijakan untuk mencapai hal itu pun diluncurkan. Akan tetapi praktiknya, para petani di daerah masih mengalami sejumlah kendala klasik, yakni sulit mendapat pupuk bersubsidi dan sulit menjual hasil panen dengan harga bagus.

Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Wahyudi (42), seorang petani sayuran di Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang. Pria yang akrab disapa Ahonk itu menyatakan sulitnya mendapatkan pupuk subsidi sejak adanya program Kartu Tani.

“Soal pupuk memang susah carinya, bahkan untuk memesannya pun kami masih kesusahan sampai sekarang ini,” ungkapnya saat ditemui Lingkar pada Kamis, 12 Desember 2024.

Salah satu ruas jalan di wilayah Kecamatan Pringapus, Kabupaten Semarang, yang rencananya akan dilakukan rehabilitasi oleh Pemkab Semarang pada 2025 ini. (Hesty Imaniar/Lingkarjateng.id)

Bupati Semarang Kucurkan Rp 170 Miliar untuk Pembangunan Infrastruktur

18 Juni 2025
Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen. (Dok. Pemprov Jateng/Lingkarjateng.id)

Wagub Jateng Taj Yasin Usulkan Hybrid Sea Wall untuk Atasi Rob Demak, Apa Itu?

17 Juni 2025

Menurut Ahonk, sejak adanya Kartu Tani yang mensyaratkan berbagai hal, justru membuat para petani sayur kesulitan mendapatkan pupuk bersubsidi.

“Sudah terjadi beberapa tahun lalu. Belum lagi mahalnya harga pupuk yang tidak sebanding dengan hasil panen kita,” keluhnya.

Petani harus membayar Rp 150 ribu untuk mendapatkan pupuk urea. Sedangkan untuk pupuk phonska ukuran kecil dibanderol Rp 160 ribu hingga Rp 170 ribu lebih.

“Belum lagi phonska yang besar, pasti mahal. Karena kami pasti membutuhkan pupuk itu sesuai dengan luasan lahan kebun kami,” paparnya.

Ahonk menambahkan, pasokan pupuk subsidi di daerah faktanya tidak dapat memenuhi seluruh kebutuhan petani sayur di Getasan.

“Jumlahnya sama sekali tidak mencukupi kebutuhan petani sayur. Paling hanya 30 persen saja dari keseluruhan jumlah kebutuhan kami. Jadi 80 persennya sendiri yang sudah pasti tidak mendapatkan pupuk tersebut. Saya sendiri sudah lama sekali tidak mendapatkan pupuk subsidi itu,” ungkapnya.

Untuk mengakali hal tersebut, Ahonk memilih pupuk kandang yang mudah didapatkan di Getasan.

“Selain murah, pupuk kandang ini juga mudah kami dapatkan. Karena di sekitaran Getasan ini banyak sekali peternakan sapi dan kambing. Jadi kotoran hewan (kohe) bisa kami manfaatkan. Namun, kondisi ini juga dialami peternak sendiri. Mereka juga butuh pupuk untuk menyuburkan rumput sebagai pakan ternak mereka. Susah, Mbak,” imbuhnya.

Bukan hanya merogoh kocek untuk beli pupuk, Ahonk juga harus merogoh kocek dalam-dalam untuk membeli pestisida.

“Beli sendiri pestisida untuk membunuh hama-hama di tanaman sayur ini. Harganya bervariasi, mulai dari Rp 25 ribu sampai ratusan ribu rupiah per botol atau per kemasannya,” lanjut dia.

Kondisi petani diperburuk dengan rendahnya harga jual sayuran hasil panen di tingkat tengkulak.

“Apalagi musim hujan seperti ini, harga sayur turun semuanya. Karena hitungannya hasil panen melimpah, meski kadang kami harus memanennya lebih awal supaya tidak terlalu rugi sekali,” ujar dia.

Ia pun menyayangkan tengkulak membeli sayuran petani dengan sangat rendah. Tak sebanding dengan biaya yang dikeluarkan untuk bercocok tanam.

“Kalau sudah begini, tengkulak pasti beli panen kami dengan harga rendah karena stok banyak. Contoh, sawi ini hanya dihargai Rp 2 ribu per kilogram. Cabai pun turun drastis jadi Rp 8 ribu per kilogram. Cabai saya ini saya petik atau panen lebih cepat, jadi belum merah sudah harus dipetik supaya tidak busuk. Harga yang masih cukup bagus tomat, yakni Rp 5 ribu per kilo,” kata Ahonk.

Ia berharap, pemerintah bisa mencarikan solusi terbaik atas permasalahan yang setiap tahunnya melanda petani-petani tersebut.

“Tentu kami sebagai petani hanya bisa berharap dan pasrah. Berharap semoga soal pupuk ini bisa lebih diperhatikan lagi oleh pemerintah. Supaya kebutuhan petani ini bisa terpenuhi semuanya, rata gitu. Kalau soal harga jual sampai sekarang ini belum ada solusi. Khususnya saat panen raya. Jadi kami harap nanti ada solusinya. Sekarang ini kami hanya bisa pasrah,” tukasnya.

Hal senada juga diungkapkan petani sayur milenial asal Desa Cuntel, Getasan, Koko Molik yang memilih menyumbangkan hasil panennya untuk dibagi-bagikan secara gratis kepada masyarakat yang membutuhkan.

“Kalau soal pupuk itu kami serahkan kepada pemerintah. Karena jelas seluruh kewenangannya ada di pemerintah. Kami bisanya pasrah. Tapi yang lebih penting adalah yang saat ini harus segera dicari solusinya adalah harga jual sayur hasil panen kami yang terlalu sering anjlok,” ujarnya.

Karena hasil jual sayuran dipanen tidak sebanding dengan modal yang harus dikeluarkan untuk perawatan.

“Saya lebih memilih memberikan secara cuma-cuma ke warga yang butuh, sedekah istilahnya. Dari pada saya hancurkan hasil panen di kebun, saya cacah, saya jadikan pupuk. Lebih baik saya sedekahkan ke warga kurang mampu saat harganya benar-benar anjlok seperti sekarang ini,” ujar dia.

Ia menambahkan, pernah harga sayuran kolbis dihargai Rp 500 per kilogram.

“Kalau sekarang ini masih di angka Rp 2 ribu per kilo. Semoga tidak anjlok sampai musim panen raya ini selesai, karena jelas tidak sesuai sekali dengan biaya operasional yang harus kami keluarkan,” tukasnya. (Lingkar Network | Hesty Imaniar – Lingkarjateng.id)

Tags: Berita SemarangPupuk BersubsidiSemarang Hari Ini
Previous Post

Kabupaten Kendal akan Miliki Kawasan Industri Baru Seluas 1.098 Hektare, Ini Lokasinya

Next Post

Kontroversi Kasus Donasi Agus Salim, Kemensos Tegaskan Galang Dana Harus dapat Izin dari Pemerintah

Post Terkait

Gubernur Jateng Ahmad Luthfi memberi keterangan usai menerima kunjungan pengelola Bandara Ahmad Yani Semarang dan maskapai penerbangan di Semarang, Rabu, 18 Juni 2025. (Dok. Pemprov Jateng/Lingkarjateng.id)
Semarang Hari Ini

Gubernur Luthfi Harap Rute Internasional Bandara Semarang Dongkrak Investasi

by Rosyid
18 Juni 2025

SEMARANG, Lingkarjateng.id – Setelah berstatus Internasional, akhirnya Bandar Udara (Bandara) Jenderal Ahmad Yani Semarang, Jawa Tengah, dipastikan mulai membuka layanan...

Read moreDetails
Kasubag Program Disdikbud Jateng, Roberto Agung Nugroho. (Rizky Syahrul Al-Fath/Lingkarjateng.id)

24 Kecamatan di Jateng Belum Miliki SMA/SMK, Disdikbud Minta Pemda Siapkan Lahan

18 Juni 2025
MENAMBAL JALAN: Tim Dinas Pekerjaan Umum Kota Semarang menambal jalan berlubang di Jalan Candi Prambanan, Kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang beberapa waktu lalu. (Humas Pemkot Semarang/Lingkarjateng.id)

Wali Kota Semarang Ingatkan OPD Wajib Gercep Respons Aduan Warga

18 Juni 2025
Wakil Wali Kota Semarang Iswar Aminuddin saat menghadiri kegiatan Silaturahmi Ulama dan Umara di Pondok Pesantren Sunan Gunung Jati Ba'alawi, Kota Semarang, Minggu, 8 Juni 2025. (Humas Pemkot Semarang/Lingkarjateng.id)

Pemkot Semarang Fasilitasi Program Pertanian Berkelanjutan di Ponpes

18 Juni 2025
Bupati Semarang, Ngesti Nugraha. (Hesty Imaniar/Lingkarjateng.id)

Bupati Semarang Kucurkan Rp 6,3 Miliar untuk Reaktivasi BPJS Kesehatan Warga

17 Juni 2025
Load More

BERITA UTAMA

Kader Posyandu Kenanga Kabupaten Kudus usai mengikuti penilaian integrasi layanan primer posyandu berprestasi tingkat Provinsi Jawa tengah 2025. (Fahtur Rohman/Lingkarjateng.id)
Kudus Hari Ini

Kudus Raih Juara 2 Posyandu Berprestasi Tingkat Jateng

by Ulfa Puspa
18 Juni 2025

KUDUS, Lingkarjateng.id – Kabupaten Kudus menyabet peringkat dua apresiasi implementasi integrasi layanan primer (ILP) posyandu berprestasi tingkat...

Read moreDetails
Antusiasme Siswa SMP 1 Gebog saat mengikuti Pelatihan Ecoprint di SMP 1 Gebog pada Selasa, 17 Juni 2025. (Fahtur Rohman/Lingkarjateng.id)

Isi Jeda Semester, SMP 1 Gebog Kudus Gelar Pelatihan Ecoprint

17 Juni 2025
ANTUSIAS: Suasana program kelas inspirasi dan motivasi di SMPN 5 Kudus pada Senin, 16 Juni 2025. (Fahtur Rohman/Lingkarjateng.id)

Kelas Wirausaha Jadi Favorit Program Kelas Inspirasi SMP 5 Kudus

16 Juni 2025
Pemilik Kopi Zayna sedang menjemur biji kopi dari Lereng Gunung Muria di rumahnya di Desa Colo, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus, Minggu, 15 Juni 2025. (Nisa Hafizhotus S./Lingkarjateng.id)

Nikmatnya Kopi Zayna, Sajikan Cita Rasa Unik dari Lereng Muria Kudus

15 Juni 2025
Owner Bordir Kudus Dahlia, Saadah, saat menunjukkan kebaya dengan motif bordir icik khas Kudus. (Nisa Hafizhotus Syarifa/Lingkarjateng.id)

Pertahankan Teknik Manual, Bordir Icik Dahlia Kudus Jadi Langganan Para Pejabat

14 Juni 2025

BERITA TRENDING

Kegiatan belajar mengajar di SDN 1 Sidorejo, Kecamatan Kedungtuban, Kabupaten Blora, yang kekurangan siswa. (Eko Wicaksono/Lingkarjateng.id)
Blora Hari Ini

Sejumlah SD di Blora Kekurangan Siswa, Dewan Pendidikan Usul Regrouping

by Rosyid
17 Juni 2025

BLORA, Lingkarjateng.id – Dewan Pendidikan Kabupaten Blora menyoroti fenomena menurunnya jumlah peserta didik baru di sejumlah sekolah dasar (SD) negeri...

Read moreDetails
Bupati Kudus, Sam’ani Intakoris, saat mendampingi kunjungan Dirjen Pengembangan, Pemanfaatan, dan Pembinaan Kebudayaan Kemendikbud RI, Ahmad Mahendra, ke situs Patiayam pada Selasa sore, 17 Juni 2025. (Mohammad Fahtur Rohman/Lingkarjateng.id)

Bupati Kudus Siapkan Tukar Guling Lahan untuk Kembangkan Museum Patiayam

17 Juni 2025
Bupati Pati Sudewo meminta Dinporapar melakukan penataan kios PKL di kawasan wisata waduk Gembong (Seloromo) saat meninjau langsung wisata Pesona Poncodan pada Senin, 9 Juni 2025 lalu. (Mutia Parasti/Lingkarjateng.id)

Terkesan Berantakan, Bupati Pati Minta Kios di Wisata Waduk Gembong Ditata Lagi

16 Juni 2025

Post Terbaru

Bupati Kendal Dyah Kartika Permanasari saat meninjau pelaksanaan Speling di Desa Plososari, Kecamatan Patean, Kendal, Rabu, 18 Juni 2025. (Arvian Maulana/Lingkarjateng.id)

Bupati Tika Ajak Warga Kendal Manfaatkan Layanan Speling

18 Juni 2025
Gubernur Jateng Ahmad Luthfi memberi keterangan usai menerima kunjungan pengelola Bandara Ahmad Yani Semarang dan maskapai penerbangan di Semarang, Rabu, 18 Juni 2025. (Dok. Pemprov Jateng/Lingkarjateng.id)

Gubernur Luthfi Harap Rute Internasional Bandara Semarang Dongkrak Investasi

18 Juni 2025
Kepala Dinkesda Demak, Ali Maimun. (Dok. Dinkominfo Demak/Lingkarjateng.id)

Pemkab Demak Akan Reaktivasi BPJS Kesehatan Warga Usai Dinonaktifkan Pusat

18 Juni 2025
Salah satu ruas jalan di wilayah Kecamatan Pringapus, Kabupaten Semarang, yang rencananya akan dilakukan rehabilitasi oleh Pemkab Semarang pada 2025 ini. (Hesty Imaniar/Lingkarjateng.id)

Bupati Semarang Kucurkan Rp 170 Miliar untuk Pembangunan Infrastruktur

18 Juni 2025
lingkarjateng.id

Lingkarjateng.id adalah media online yang menerbitkan berita terbaru dan teraktual di wilayah Jawa Tengah, berita yang kami terbitkan padat mendalam dan terpercaya, meliputi info wilayah Kota Semarang, Kabupaten Semarang, Kabupaten Kudus, Kabupaten Demak, Kabupaten Kendal, Kabupaten Pati, Kabupaten Jepara, Kabupaten Blora, Kabupaten Rembang, Kabupaten Grobogan, Kota Salatiga dan Kabupaten Batang

Follow Us

  • Box Redaksi
  • Kontak & Info Iklan
  • Disclaimer
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber
  • Lingkar Network
  • Developer

© 2021 Lingkarjateng.id - Mendalam Terpercaya

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Jateng Hari Ini
    • Kesehatan
    • Bisnis & Ekonomi
    • Wisata
    • Hukum dan Kriminal
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Teknologi & Informatika
  • Regional
    • Pati Hari Ini
    • Kudus Hari Ini
    • Jepara Hari Ini
    • Rembang Hari Ini
    • Blora Hari Ini
    • Kendal Hari Ini
    • Demak Hari Ini
    • Grobogan Hari Ini
    • Semarang Hari Ini
    • Batang Hari Ini
    • Salatiga Hari Ini
  • Politik & Pemerintahan
  • Artikel
    • Inspiratif
    • Guru Menulis
  • Lingkar TV
  • Box Redaksi
  • Kontak & Info Iklan

© 2021 Lingkarjateng.id - Mendalam Terpercaya