Alhamdulillah, Harga Bahan Pokok di Salatiga Relatif Stabil Jelang Idul Adha

MENJUAL: Seorang pedagang sembako di Pasar Raya Salatiga sedang membungkus pesanan konsumen. (Angga Rosa/Lingkarjateng.id)

MENJUAL: Seorang pedagang sembako di Pasar Raya Salatiga sedang membungkus pesanan konsumen. (Angga Rosa/Lingkarjateng.id)

SALATIGA, Lingkarjateng.id Mendekati Hari Raya Idul Adha 1445 Hijriah, harga bahan pokok di Kota Salatiga relatif stabil. Bahkan harga daging ayam, telur, bawang putih dan bawang merah yang beberapa pekan lalu sempat naik kini sudah turun dan relatif stabil.

Harga beras pun cukup stabil baik untuk kualitas medium dan premium masing-masing Rp14.000 dan Rp15.000 per kg. sedangkan harga bawang merah dan bawang putih stabil di Rp37.000 per kg.

Pedagang sembako di Pasar Raya Salatiga, Karti (58), menuturkan harga beras dalam beberapa bulan belakangan relatif stabil. Namun harganya sudah berubah, tidak seperti tahun lalu. 

“Sejak Januari lalu beras berganti harga.  Sekarang beras premium harga Rp 15.000 dan medium Rp14.000 per kilogram,” katanya, Selasa, 11 Juni 2024. 

Sementara itu, harga telur sekarang berkisar Rp27.000 per kilogram.

“Harga telur, sebelumnya sempat mencapai Rp29.000 per kilogram. Sekarang Rp27.000 per kilogram,” kata  pedagang sembako lainnya, Nuriyah. 

Fluktuasi harga juga terjadi pada daging ayam ras. Beberapa pekan lalu sempat mencapai Rp37.000 per kilogram. Selang beberapa hari kemudian berangsur turun. Saat ini harga daging ayam ras menjadi Rp32.500 per kilogram. 

“Naik turun harga daging ayam sudah sering terjadi. Biasanya menjelang hari raya keagamaan harganya naik. Tapi menjelang Idul Adha harga masih stabil,” kata pedagang daging ayam di komplek Pasar Raya Salatiga, Murti.

Menurut Murti, kenaikan harga daging ayam sebagian besar dipengaruhi oleh produksi di tingkat peternak. Kalau harga pakan naik, harga jual ayam pasti juga naik. Disamping itu, apabila stok ayam di peternak menipis, harga daging ayam juga pasti naik. 

Dia berharap harga daging ayam bisa terus stabil. Sebab fluktuasi harga berpengaruh pada omzet penjualan.

“Kalau harga stabil, jualan tenang. Kalau harga naik, repot. Pembeli juga akan menurun,” ujarnya. (Lingkar Network | Angga Rosa – Lingkarjateng.id)

Exit mobile version