Lingkarjateng.id – Sampah makanan adalah salah satu jenis sampah yang paling banyak dihasilkan oleh manusia. Tanpa disadari, limbah dan sisa makanan memberikan dampak buruk terhadap lingkungan. Padahal sisa makanan ini bisa dimanfaatkan lagi dengan cara diolah kembali.
Mirisnya menurut Badan Pangan Nasional (Bapanas), kerugian dari limbah makanan di dalam negeri pada 2000 – 2019 mencapai 23-48 juta ton/tahun. Atau setara dengan Rp 213 triliun sampai Rp 551 triliun per tahun.
Mengingat data tersebut, maka limbah makanan tidak boleh dibiarkan. Kini sudah saatnya kita memulai dari lingkungan terkecil untuk mencegah boros makanan. Nah, berikut ini sejumlah tips mengolah sisa makanan agar tidak terbuang sia-sia.
1. Kompos
Sudah bukan hal baru lagi membuat pupuk kompos dari sisa-sisa makanan dan bahan pangan seperti sayuran, buah-buahan, hingga kulit telur. Kompos dapat dibuat dengan cara menimbun sampah makanan organik dalam wadah khusus yang disebut komposter.
Pengomposan dapat membantu memperbaiki tanah, menyuburkan tanaman, juga meningkatkan kulaitas air.
2. Buah Terlalu Matang Menjadi Campuran MP ASI
Dosen Ilmu Teknologi Pangan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret (UNS), Dwi Ishartani, menyarankan agar memanfaatkan buah yang terlalu matang diolah menjadi pure kemudian dibekukan. Pure adalah makanan, biasanya berupa buah atau sayuran, yang dilembutkan baik dengan ditumbuk atau diblender. Pure sewaktu-waktu dapat digunakan sebagai campuran makanan pendamping ais susu ibu, smoothies, campuran adonan kue, dan lain-lain.
3. Tulang dan Kulit Ikan untuk Kaldu
Jangan buang sisa-sisa tulang dan kulit ikan serta tulang daging sapi. Kamu bisa memanfaatkan sisa bahan pangan tersebut menjadi kaldu yang gurih. Cara pengolahannya yakni cukup dengan direbus dengan maupun tanpa tambahan bumbu lain, kemudian disaring. Kaldu yang sudah disaring selanjutnya dibekukan dalam wadah ukuran kecil, sehingga sewaktu-waktu bisa dimanfaatkan untuk campuran masakan.
4. Pupuk Cair
Bahan makanan seperti bonggol sayur dan kulit buah dapat disulap menjadi pupuk cair yang praktis untuk mengurangi sampah, serta mudah dalam penerapannya.
Mengutip dari tim KKN Undip, alat dan bahan yang digunakan untuk membuat pupuk cair yaitu menggunakan EM4 sebagai starter yang membantu mempercepat proses pembuatan pupuk organik dan meningkatkan kualitas pupuk, air cucian beras, larutan gula sebagai asupan makanan untuk bakteri yang memfermentasi dan sampah organik seperti sisa sayuran, kulit buah atau sisa makanan lainnya.
Cara pembuatannya, masukkan sisa makanan yang sudah dicacah ke dalam wadah botol maupun minuman gallon. Kemudian tuangkan air cucian beras dan larutan gula. Selanjutnya tuangkan 2 tutup botol EM4 lalu diaduk hingga tercampur dengan baik dan botol/ wadah ditutup. Setiap 3 hari sekali, tutup botol dibuka untuk membuang gas yang menumpuk dalam botol. Biarkan sampah organik terurai dan terfermentasi selama 2 minggu hingga pupuk organik cair siap untuk digunakan.
5. Tanam Sisa Sayur
Beberapa jenis sayur bisa ditanam kembali dengan menggunakan media tanam air, misalnya kubis, daun bawang, dan wortel. Caranya pun cukup mudah, letakkan bagian bonggol sayuran ke dalam mangkuk pendek berisi air secukupnya. Pastikan kamu meletakkan bagian akar sayur agar terkena air dan tunggu selama beberapa hari ke depan. Setelah daunnya tumbuh, pindah tanaman ke media tanah.
Dengan memanfaatkan bonggol sayuran untuk ditanam kembali, kamu tidak hanya mengurangi sampah makanan tetapi juga menghemat pengeluaran untuk membeli sayuran. (Lingkar Network | Lingkarjateng.id)