Kurnia Verawati Berhasil Sulap Bahan Perca Jadi Produk Fashion Kekinian

MENUNJUKKAN: Kurnia Verawati saat memamerkan produk fashion dari bahan sisa atau perca. (R. Teguh Wibowo/Lingkarjateng.id)

MENUNJUKKAN: Kurnia Verawati saat memamerkan produk fashion dari bahan sisa atau perca. (R. Teguh Wibowo/Lingkarjateng.id)

REMBANG, Lingkarjateng.id – Anak muda sekarang ini dituntut kreatif dan inovatif agar bisa bersaing di dunia bisnis. Hal itu yang coba dilakukan oleh salah satu anak muda yang bergerak di bidang fashion, Kurnia Verawati.

Gadis asal Desa Sumberjo, Kabupaten Rembang itu membuat produk fashion yang sebagian bahannya berasal dari bahan sisa atau perca dan pakaian yang sudah tidak dipakai. Ide tersebut berasal dari dirinya sendiri ketika berat badannya bertambah hingga sudah tidak muat dipakai.

“Kan dulu badan kecil 39 kilogram, sekarang udah 50 kilogram-an lebih. Disitu kan banyak baju yang nggak muat, material yang bisa dimanfaatkan, yang masih bagus saya pakai,kita bawa ke penjahit dan kita kolaborasikan dengan bahan baru,” ujarnya.

Dari Limbah Perca, Komunitas Ken Runtah Dapat Jual Produk hingga Mancanegara

Dengan ide tersebut dirinya bisa menerapkan prinsip tidak membuang barang atau bisa dikatakan telah berhemat bahan baku. Dengan desain sedemikian rupa, baju dan celana bekas bisa disulap menjadi produk fashion yang keren.

Lebih lanjut Vera mengatakan tak jarang bahan yang dipakai adalah perca kain batik tulis Lasem. Perca kain batik tulis bisa menambah kesan etnis di produk yang dibuatnya.

Produk buatannya itu ternyata mendapat animo yang bagus dari masyarakat. Terbukti beberapa waktu lalu ketika mengikuti pameran di Yogyakarta, produk fashion seperti waist bag, tas, kaos ludes terbeli.

Wakil Bupati Rembang Sambangi Ummi Hanik, Difabel Tangguh Pembuat Keset Perca

Harga berbagai produknya itu pun terbilang terjangkau. Produknya bisa dimiliki mulai harga Rp 30.000.

“Jadi anak- anak SMA, SMP masih bisa beli. Meskipun demikian, produknya cukup istimewa karena limited edition, ” pungkas owner label kotoran kecil itu. (Lingkar Network | R. Teguh Wibowo – Koran Lingkar)

Exit mobile version