Gus Yasin Resmikan Wana Wisata Pijar Park Kudus, Kawasan Kuliner di Kota Kretek

Taj Yasin Maimoen saat menantangani peresmian Kawasan Kuliner Wana Wisata Taman Pijar Park Kamis

TANDA TANGAN: Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen saat menantangani peresmian Kawasan Kuliner Wana Wisata Taman Pijar Park, Kamis (4/11).

KUDUS – Lingkarjateng.id , Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen meresmikan Kawasan Kuliner Wana Wisata Taman Pijar Park, Kamis (4/11). Kawasan Kuliner dan Taman Wisata Pijar yang menonjolkan kopi muria dinilai menjadi salah satu daya tarik tersendiri di Kabupaten Kudus.

Putra ulama kharismatik itu turut mendukung pengembangan Kopi Muria. Komoditas ini memang dikenal sebagai salah satu ciri khas dari Kota Kretek. 

“Saya mendukung kopi muria yang sudah eksis sejak lama agar bisa dikembangkan lagi,” ucap Gus Yasin, sapaan karib Taj Yasin Maimoen disela-sela gowes bareng Santri Gayeng Nusantara (SGN).

Gus Yasin menilai, adanya Kawasan Kuliner dan Wana Wisata Pijar Park ini merupakan daya tarik di Kabupaten Kudus. Menurutnya, salah satu daya tarik yang perlu didukung terus adalah Kopi Muria. 

“Kopi Muria sudah lama eksis. Dulu produknya diambil beberapa kabupaten. Saat ini masyarakat sekitar ingin mengangkat lagi (Kopi Muria, Red), dan sudah ekspor,” tandasnya.

Sementara itu, Ketua Himpunan Mutakhorrijjn Mutakhorrijat Al Anwar Sarang (HIMMA) Kudus, KH. Sa’aduddin An Nasih mengatakan, pemilihan lokasi Pijar Park merupakan keinginan dari putra-putra almarhum KH. Maimoen Zubair. 

“Putera-putera Mbah Moen memang menyukai alam. Beliau-beliau sendiri yang memilih Pijar Park ini sebagai lokasi acara. Kami hanya memfasilitasi, kebetulan banyak pihak yang mendukung,” kata Gus Nasih, sapaan akrabnya.

Lebih jauh, Gus Nasih mengatakan, acara ini merupakan salah satu kegiatan rutin Himma yang sempat tertunda selama dua tahun.

Diharap Dapat Meningkatkan Ekonomi Masyarakat

Gus Yasin berharap, dengan dukungan pengembangan Kopi Muria ini, bisa membantu meningkatkan ekonomi masyarakat, khususnya di Kabupaten Kudus.

“Di Pijar Park ini ada sekira dua hektare lahan yang dikelola oleh BUMDes (Badan Usaha Milik Desa, Red), dimana di dalamnya ada para pedagang kaki lima yang dinamai dengan Mazda Gayeng,” ujarnya.

Mazda Gayeng, lanjutnya, diharapkan bisa sesuai dengan filosofi yang ada di Jawa Tengah yaitu Jateng Gayeng. Dimana seluruh masyarakat bisa kompak dalam membangun kerjasama untuk pengembangan kopi muria.

Dalam kesempatan itu, Gus Yasin juga menjelaskan, Santri Gayeng Nusantara (SGN) sendiri memang dibentuk dengan tujuan dalam beberapa bidang. Di antaranya untuk keagamaan, kesehatan, sosial dan ekonomi.

“Di bidang sosial SGN ikut serta membantu meringankan masyarakat kurang mampu dengan memberikan bantuan dana berupa uang,” imbuhnya.

Sementara itu, di bidang ekonomi, SGN memberikan bantuan berupa ternak baik kambing maupun ayam dengan catatan tidak boleh dijual dan harus dikembangbiakkan. “Saat ini SGN sudah ada di 35 kabupaten kota, dan tinggal menunggu pelantikan. Sampai saat ini belum ada rencana untuk merambah ke dunia politik,” pungkasnya. (Lingkar Network | Koran Lingkar Jateng)

Exit mobile version