Warga Kudus Temukan Fosil Gading Gajah Purba Sepanjang 2,5 Meter

EVAKUASI: Evakuasi penemuan fosil gading gajah jenis Stegodon seukuran 2,5 meter di Kawasan Cagar Budaya Patiayam Desa Terban, Kecamatan Jekulo, Kabupaten Kudus baru-baru ini. (Hasyim Asnawi/Lingkarjateng.id)

EVAKUASI: Evakuasi penemuan fosil gading gajah jenis Stegodon seukuran 2,5 meter di Kawasan Cagar Budaya Patiayam Desa Terban, Kecamatan Jekulo, Kabupaten Kudus baru-baru ini. (Hasyim Asnawi/Lingkarjateng.id)

KUDUS, Lingkarjateng.id – Fosil gading gajah sepanjang 2,5 meter yang ditemukan oleh warga di Kawasan Cagar Budaya Patiayam Desa Terban Jekulo Kudus berhasil dievakuasi. Penyelamatan fosil baru tersebut dilakukan oleh tim petugas dari Situs Purbakala Patiayam pada tanggal 8 sampai 14 Agustus 2022.

Koordinator Museum Patiayam, Jamin mengatakan bahwa fosil yang ditemukan di sekitar persawahan yang ada di lereng pegunungan Patiayam tersebut akan menambah koleksi di Museum Patiayam.

“Yang menemukan pertama kali itu malah warga setempat, petani ketika sedang pergi ke persawahan. Dari pengalaman tahun-tahun sebelumnya, memang ketika musim hujan itu seringkali ditemukan banyak fosil purba di kawasan tersebut,” katanya, pada Kamis, 18 Agutus 2022.

Setelah evakuasi, lanjut Jamin, fosil gading gajah kemudian dipindahkan ke Museum Situs Purbakala Patiayam untuk dilakukan proses konservasi. Ia berharap, dengan adanya temuan fosil tersebut bisa segera ditangani dengan penambahan tempat atau pengembangan lokasi museum.

“Ya, harapannya untuk tempat penyimpanan restorasi ada penambahan tempat atau pengembangan sesuai standarisasi museum,” tambahnya.

Sementara itu, Kepala UPT Museum Kretek, Yusron menyampaikan bahwa evakuasi fosil Gading Stegodon dengan ukuran 2,5 meter tersebut melibatkan Balai Pelestarian Situs Manusia Purba (BPSMP) Sangiran dan dibantu oleh Dinas Budaya dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Kudus.

Pihaknya berharap proses konservasi segera selesai sehingga fosil tersebut dapat menambah koleksi di museum. “Semoga segera ditangani supaya bisa ditempatkan di ruang pamer museum dan masyarakat luas bisa melihatnya,” ujarnya. (Lingkar Network | Hasyim Asnawi – Koran Lingkar)

Exit mobile version