Upaya Ketahanan Pangan, 3 Sekolah di Semarang Terapkan Urban Farming

BERCOCOK TANAM: Kunjungan study class SD Pekunden di Agro Purwosari, Semarang sebagai bentuk penerapan urban farming. (Adimungkas/Lingkarjateng.id)

BERCOCOK TANAM: Kunjungan study class SD Pekunden di Agro Purwosari, Semarang sebagai bentuk penerapan urban farming. (Adimungkas/Lingkarjateng.id)

SEMARANG, Lingkarjateng.id – Plt Kepala Dinas Pendidikan Kota Semarang, Sarwoto, mencatat sudah ada tiga sekolah di Kota Semarang menerapkan kurikulum merdeka dengan urban farming.

“SMP 39, SMP 11, dan SMP 22. Jadi ada tiga sekolah,” ungkap Sarwoto, pada Jumat, 6 Januari 2023.

Sarwoto mengatakan bahwa teknis pelaksanaan urban farming di sekolah menggunakan anggaran operasional sekolah.

“Menggunakan anggaran operasional sekolah, lantaran urban farming bersifat pembelajaran bukan bersifat bantuan barang untuk siswa. Kemudian penerapan Kurikulum Urban Farming saat ini masih disasar pada sekolah yang berstatus negeri. Kalau sekolah swasta ‘kan juga ada pendampingan dana BOS,” jelasnya.

Dirinya berharap pelaksanaan Kurikulum Urban Farming dalam satu semester ini bisa berhasil. Apalagi Dinas Pertanian dan Dinas Ketahanan Pangan sudah men-support secara teknis.

“Mereka (sekolah, red) bisa langsung berhubungan dengan UPTD dinas terdekat,” tegasnya.

Sebelumnya, Plt Wali Kota Semarang, Hevearita G. Rahayu, menyatakan bahwa gerakan urban farming di sekolah sebagai upaya pembentukan karakter siswa.

Selain itu juga sebagai upaya ketahanan pangan dalam menanggulangi resesi ekonomi dan energi yang diprediksi akan terjadi di tahun ini.

“Pak Presiden Jokowi sudah menginformasikan kalau di tahun 2023 ada resesi ekonomi dan energi. Jadi, urban farming ini sebagai upaya ketahanan pangan,” ungkapnya. (Lingkar Network | Adimungkas – Koran Lingkar)

Exit mobile version