KUDUS, Lingkarjateng.id – Buruh rokok yang tergabung dalam Federasi Serikat Pekerja Rokok Tembakau Makanan Minuman Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (FSP RTMM-SPSI) Kabupaten Kudus akan mengadakan expo produk buatan mereka.
Produk yang ditampilkan yakni hasil karya mengikuti kegiatan pelatihan keterampilan yang menggunakan anggaran dari Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) tahun 2022.
Ketua FSP RTMM-SPSI Kabupaten Kudus, Subaan Abdul Rohman menyampaikan, expo yang diikuti oleh buruh rokok tersebut akan diadakan sekitar pertengahan bulan Desember. Gelaran expo tersebut bekerja sama dengan Dinas Ketenagakerjaan, Perindustrian, Koperasi (Disnakerperinkop) dan UKM Kabupaten Kudus.
“Rencananya expo akan diadakan sekitar pertengahan bulan Desember. Expo tersebut khusus diikuti oleh para pekerja rokok yang sudah mengikuti pelatihan,” kata Subaan.
Ia mengungkapkan, gelaran expo ini sebagai bentuk keberlanjutan program pelatihan DBHCHT. Sebelumnya, FSP RTMM-SPSI bersama Disnakerperinkop dan UKM Kabupaten Kudus telah mengadakan pelatihan keterampilan bagi para buruh rokok.
Sedikitnya ada 28 jenis pelatihan yang telah diadakan bagi buruh rokok ataupun keluarganya. Jenis pelatihannya yaitu seperti menjahit pakaian, make up artist, pembuatan jajanan pasar, pembuatan kue kering, tata boga dan masih banyak lagi. Ada sekitar 448 peserta yang mengikuti pelatihan tersebut.
“Sudah ada ratusan buruh rokok yang lapor ke kami kalau mereka sudah mulai buka usaha sendiri. Contohnya ada yang buka jasa make up artist, ada juga yang buka usaha kue kering,” jelasnya.
Oleh karena itu, menurut Subaan, pelatihan ini mampu meningkatkan keterampilan dan kesejahteraan para buruh rokok. Dengan mengikuti pelatihan ini, para buruh rokok bisa memiliki tambahan penghasilan dengan cara membuka peluang usaha sendiri.
Terpisah, Bupati Kudus HM Hartopo mengaku mendukung gelaran expo hasil karya dari buruh rokok. Ia menilai, expo tersebut mampu mengasah kreativitas dan inovasi para buruh rokok untuk bisa semakin mandiri.
“Expo produk hasil pelatihan bagi buruh rokok itu sangat bagus. Itu yang kami harapkan, mereka bisa berkreasi dan berinovasi. Jadi tidak habis pelatihan itu terus berhenti, tapi dikembangkan seperti ini,” ungkap Bupati Hartopo. (Lingkar Network | Nisa Hafizhotus Syarifa – Koran Lingkar)