Tradisi Tong-tek di Pati Dikritisi Anggota Dewan

Tradisi Tong-tek di Pati Dikritisi Anggota Dewan

Wakil Ketua II DPRD Pati, H. Hardi (Arif Febriyanto/Lingkarjateng.id)

PATI, Lingkarjateng.id – Wakil Ketua II DPRD Pati, H. Hardi mengimbau masyarakat tidak membuat gaduh saat sahur dengan bermain tong-tek. Terlebih di beberapa desa, masih ditemui sejumlah pemuda yang melakukan tradisi tong-tek dengan membawa sound system dan memutar lagu dangdut cukup kencang.

H. Hardi menilai, tradisi membangunkan orang sahur menggunakan tong-tek itu hanya ada di beberapa desa saja. Dahulu, tong-tek identik dengan alat musik dari bambu. Namun seiring berjalannya waktu, tong-tek dikenal sebagai kegiatan membangunkan sahur menggunakan beragam alat yang mengeluarkan suara berisik tak beraturan.

Hingga saat ini, kegiatan itu masih sering dilakukan anak-anak kecil di kampung-kampung. Tujuannya sebagai media hiburan saja.

Wadul Dewan, Mantra Pati Desak Desa Aktif Update Data PBI BPJS Kesehatan

Tong-tek ini sudah jarang banget. Anak-anak juga sudah dilarang oleh orang tuanya untuk jangan main tong-tek. Kalau yang pakai alat musik itu hanya di beberapa tempat. Kebanyakan hanya anak-anak kecil untuk penggembira saja,” ungkapnya.

Bukan tanpa sebab politisi dari fraksi Gerindra ini menghimbau masyarakat untuk tidak melakukan tong-tek. Ia menilai tradisi tersebut sudah digantikan teknologi, seperti alarm pada HP untuk membangunkan sahur.

“Tradisi ini hampir hilang karena sudah digantikan oleh HP (alarm). Kalau dulu tradisi tong-tek untuk membangunkan orang sahur, tapi kalau sekarang kan ada alarm,” paparnya.

Dirinya pun berpesan kepada masyarakat, khususnya para pemuda desa untuk tidak melakukan tong-tek tersebut. Ia khawatir hal tersebut dapat menimbulkan kebisingan yang mengganggu ketenteraman masyarakat.

“Harapan kami, tidak perlulah melakukan tong-tek. Hal itu untuk menjaga keamanan dan ketertiban,” pungkasnya. (Lingkar Network | Arif Febriyanto – Lingkarjateng.id)

Exit mobile version