Sering Banjir, Sungai Kedungtulup Rembang Segera Dinormalisasi

MENGERUK: Tampak excavator tengah mengeruk sedimentasi di Sungai Kedungtulup, Kecamatan Sumber, Kabupaten Rembang. (R Teguh Wibowo/Lingkarjateng.id)

MENGERUK: Tampak excavator tengah mengeruk sedimentasi di Sungai Kedungtulup, Kecamatan Sumber, Kabupaten Rembang. (R Teguh Wibowo/Lingkarjateng.id)

REMBANG, Lingkarjateng.id – Upaya pencegahan banjir di Kecamatan Sumber, Kabupaten Rembang terus dilakukan. Salah satunya dengan mengeruk sedimentasi di Sungai Kedungtulup.  

Terlihat alat berat berupa excavator dikerahkan untuk mengeruk sedimentasi si Sungai Kedungtulup. Tanah hasil kerukan juga terlihat di dekat bantaran sungai.  

Nantinya tanah hasil kerukan tersebut akan dimanfaatkan untuk bahan baku pembuatan tebing sungai. Selain itu rumpun bambu yang berada di bantaran sungai juga dipangkas.

Seringkali yang membuat aliran sungai Kedungtulup terhambat adalah rumpun bambu yang tumbang dan terbawa arus. Rumpun bambu dengan jumlah banyak sering tersangkut di jembatan yang mengakibatkan sampah-sampah juga tak bisa terbawa arus sehingga membuat air tak bisa mengalir dengan baik.

Dulu sungai Kedungtulup memiliki lebar sekitar  50 meter. Namun, karena terdapat sedimentasi saat ini tinggal sekitar tujuh meter. Penyempitan itu dinilai menjadi penyebab banjir di Kecamatan Sumber beberapa waktu lalu.

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Rembang juga sudah mengusulkan normalisasi kepada Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana sebagai pihak yang berwenang. Kabarnya juga telah disetujui, namun pelaksanaannya tidak bisa tahun 2022 ini.

Lebar sungai harus dinormalisasi terlebih dahulu atau lebarnya harus sama dengan yang dulu yakni 50 meter. Jika sudah kembali lebarnya 50 meter, baru ke tahapan selanjutnya yaitu normalisasi.

Camat Sumber, Wijayanti, mengungkapkan bahwa pihaknya akan melakukan pemetaan terlebih dulu terkait titik mana saja yang dinilai perlu dilakukan pengerukan sedimentasi.

”Sementara ini tanah dari pengerukan ditaruh di pinggir dulu. Nanti kalau ada program normalisasi, kami mintakan pembangunan tebing-tebing sungainya,” tuturnya. 

Rencananya, lanjut Wijayanti, tebing sungai akan dibangun dengan bentuk terasering.

Sementara itu Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Rembang, Sri Jarwati, menyebutkan bahwa  untuk pembuatan tebing baru akan dilaksanakan pada tahun 2023. 

”Tindak lanjut untuk pembuatan tebing nanti 2023. Kemarin BBWS sudah meminta sama Bu Camat Sumber,” tandasnya. (Lingkar Network | R Teguh Wibowo – Koran Lingkar)

Exit mobile version