Sepi Pengunjung, Dinporapar Pati Diharapkan Percantik Wisata Gunung Rowo

Sepi Pengunjung, Dinporapar Pati Diharapkan Percantik Wisata Gunung Rowo

SEPI: Kios-kios di sekitar waduk Gunung Rowo tampak sepi pembeli, dampak dari jumlah pengunjung yang menurun. (Arif Febriyanto/Lingkarjateng.id)

PATI, Lingkarjateng.id – Objek wisata Gunung Rowo yang berada di Desa Sitiluhur, Kecamatan Gembong, Kabupaten Pati terpantau sepi pengunjung. Salah satu pengunjung waduk merasa terkejut, karena beberapa tahun yang lalu sebelum pandemi Covid-19 tempat ini begitu ramai.

Hal ini disampaikan salah satu pengunjung objek wisata Gunung Rowo, Nugroho. Dirinya mengatakan bahwa, objek wisata Gunung Rowo tampak sepi pengunjung, sehingga menurutnya, hal ini berbeda dengan masa sebelum pandemi. Di mana objek wisata ini ramai akan wisatawan.

“Sepi sekali sekarang mas, padahal dulu sebelum pandemi saya ke sini ramai,” ujar Nugroho.

H. Muhammad, pengelola objek wisata Gunung Rowo mengungkapkan bahwa, rendahnya minat pengunjung untuk berwisata di Gunung Rowo disebabkan karena sarana dan prasarana yang tersedia minim.

Oleh karena itu untuk menarik pengunjung, ia meminta kepada Dinas Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata (Dinporapar) Kabupaten Pati untuk memperbaiki atau mempercantik objek wisata Gunung Rowo.

Objek Wisata Gunung Rowo Sumbang PAD Tertinggi di Pati

“Harapannya ada perbaikan yang bagus. Kalau masih gini-gini aja ya biasa saja. Sepertinya kalau perbaikan menunggu tahun 2024, informasinya seperti itu,” ucapnya.

Menurutnya, sebagai pihak yang bertanggung jawab atas pengelolaan wisata di Kabupaten Pati, Dinporapar Pati harus melakukan pembenahan objek wisata Gunung Rowo.

Terlebih, tiket masuk objek wisata Gunung Rowo sebesar Rp5.000 yang ditarik dari setiap pengunjung, masuk ke Pendapatan Asli Daerah (PAD). Sehingga, jika ada pembangunan yang dapat meningkatkan jumlah pengunjung objek wisata Gunung Rowo juga akan berdampak terhadap kenaikan PAD Kabupaten Pati.

“Di sini dikelola Dinporapar. Pendapatan langsung masuk ke daerah. Kalau desa tidak punya wewenang,” tambahnya.

Berdasarkan pantauan Lingkarjateng.id di lokasi, hanya ada beberapa anak sekolah yang terlihat mengunjungi waduk Gunung Rowo. Sementara, tampak juga kios-kios pedagang yang tutup, ditambah dengan sarana prasarana pun masih sama seperti tahun-tahun sebelumnya. (Lingkar Network | Arif Febriyanto – Lingkarjateng.id)

Exit mobile version