Ratusan Mahasiswa Demo Di Kantor Gubernur Jateng, Suarakan 8 Tuntutan

DEMONSTRASI: Ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Semarang menggeruduk Kantor Gubernur Jawa Tengah, Senin (11/4). (Adhik Kurniawan/Lingkarjateng.id)

DEMONSTRASI: Ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Semarang menggeruduk Kantor Gubernur Jawa Tengah, Senin (11/4). (Adhik Kurniawan/Lingkarjateng.id)

SEMARANG, Lingkarjateng.id – Ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Semarang, Mahasiswa Demo di Kantor Gubernur Jawa Tengah, Senin (11/4). Dalam aksi massa itu, mereka membawa delapan tuntutan.

Diantaranya turunkan harga minyak goreng, usut tuntas mafia minyak goreng, turunkan Kementerian Perdagangan (Kemendag) Muhammad Lutfi, mendesak pemerintah untuk menjamin distribusi BBM bersubsidi (Pertalite) tepat sasaran, menolak penundaan pemilu dan menolak perpanjangan masa periode jabatan presiden.

Lebih jauh, termasuk mendesak presiden Joko Widodo untuk mengeluarkan pernyataan resmi terkait penundaan pemilu dan perpanjangan masa jabatan presiden, menolak amandemen UUD 1945 karena tidak mendesak dan irrasional dan mendesak pemerintah untuk segera menuntaskan persoalan bangsa atau presiden Joko Widodo mundur.

Hal itu disampaikan oleh Koordinator Aksi, Junaidi usai melakukan beberapa orasi saat aksi. Meski ada delapan tuntutan, pihaknya akan lebih fokus pada tiga permasalahan saat ini.

Peserta Unjuk Rasa di Jateng Diimbau Hormati Bulan Ramadhan

“Aliansi Semarang menggugat melakukan konsolidasi dan teknis lapangan demonstrasi menyikapi tiga isu nasional. Mulai dari kelangkaan dan minyak goreng yang mahal, kenaikan harga Pertamax dan penundaan pemilu serta perpanjangan masa jabatan presiden,” kata Junaidi.

Mahasiswa Universitas Wahid Hasyim Kota Semarang itu menjelaskan, pihaknya ingin pemerintah lebih bisa menuntaskan permasalahan minyak goreng. Sebab, sampai saat ini masih terkesan langka keberadaan hingga harganya yang masih cukup tinggi.

“Dalam kasus kenaikan harga minyak goreng, aliansi menemukan beberapa kejanggalan terhadap pernyataan pemerintah terkait penyebab naiknya harga minyak goreng, pertama alasan yang sering kali dikemukakan Kemendag adalah distribusi migor (minyak goreng) yang terhambat karena pandemi,” jelas dia.

Alasan tersebut, lanjut Junaidi, bukan alasan yang bisa diterima oleh pihaknya. Dia menganggap alasan tersebut kenapa bisa terjadi pada akhir-akhir ini saja. 

Protes Kebijakan Pemerintah, Puluhan Mahasiswa Gelar Aksi di Depan Gedung DPRD Pati

“Forum aliansi menolak alasan ini karena tidak rasional, seandainya benar bahwa naiknya harga migor karena pandemi mengapa kenaikan harganya baru berlangsung lima bulan terakhir, padahal pandemi sudah berlangsung selama dua tahun,” lanjut dia.

Untuk tuntutan kedua, permasalahan kenaikan Pertamax, pihaknya tidak terlalu mempermasalahkan kenaikan tersebut. Dia menilai kenaikan tersebut adalah hal yang wajar. 

“Kami tidak terlalu mempermasalahkan, karena  bagaimana pun hari ini skala ekonomis Pertamax adalah Rp 16.000 per liternya jika pemerintah tidak menaikkan harga, akan ada terlalu besar subsidi energi pada BBM jenis Pertamax,” ungkap dia.

Lebih jauh, Dia juga menolak adanya penundaan pemilu tahun 2024 dan tidak menyetujui perpanjangan masa jabatan periode presiden. Dia menganggap dengan adanya perpanjangan masa jabatan tersebut bisa melanggar peraturan yang sudah ada.

3 Mantan ABK Indonesia Kirim Surat ke Jokowi, Ini Isinya

Sehingga bila permintaan tersebut tidak dikabulkan pemerintah pusat, pihaknya mendesak Presiden Joko Widodo untuk bisa turun dari kursi kepemimpinannya.

Sementara untuk keamanan sendiri, Kapolrestabes Semarang, Kombes Pol Irwan Anwar menyampaikan, pihaknya telah siaga dengan 900 personel untuk mengamankan unjuk rasa ini. Ratusan personel yang diturunkan tersebut adalah tim gabungan pengamanan.

“Terdiri dari Polrestabes Semarang, Polda Jateng, TNI dan satuan terkait lainnya yang ditugaskan secara langsung membantu petugas untuk memastikan aksi unjuk rasa berjalan dengan baik,” tutup dia. (Lingkar Network | Adhik Kurniawan – Koran Lingkar)

Exit mobile version