Pj Wali Kota Salatiga Minta OPD Prioritaskan Penurunan Angka Stunting

MENGARAHKAN: Pj Wali Kota Salatiga, Sinoeng N Rachmadi saat memberi arahan pada Musrenbang 2024 di Kecamatan Sidorejo, Kota Salatiga. (Istimewa/Lingkarjateng.id)

MENGARAHKAN: Pj Wali Kota Salatiga, Sinoeng N Rachmadi saat memberi arahan pada Musrenbang 2024 di Kecamatan Sidorejo, Kota Salatiga. (Istimewa/Lingkarjateng.id)

SALATIGA, Lingkarjateng.id Penjabat (Pj) Wali Kota Salatiga, Sinoeng N Rachmadi, mengingatkan terkait pentingnya penurunan angka stunting  dan kemiskinan serta program Nginceng Wong Meteng yang ada di Salatiga.

Hal itu disampaikan Sinoeng dalam acara Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) 2024 di Aula Kecamatan Sidorejo, Kota Salatiga belum lama ini.

Program Nginceng Wong Meteng ini merupakan program unggulan dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah untuk mengurangi angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB). Program ini juga berkaitan dengan pencegahan kasus anak stunting

Seperti program Nginceng Wong Meteng, program penanganan stunting juga harus diperhatikan. Sebab tidak hanya melihat pada masa tumbuh anak yang terlambat, perhatian sejak kehamilan muda sampai persalinan juga menjadi salah satu kunci keberhasilan.

Sinoeng juga menekankan, program yang diusulkan dalam Musrenbang di Kecamatan Sidorejo harus ada yang berpihak kepada program penurunan kemiskinan dan penanganan stunting di wilayah.

Selain memprioritaskan kegiatan fisik, Kecamatan Sidorejo juga diminta untuk memprioritaskan kegiatan non fisik terutama dalam pemberdayaan perempuan dan UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah).

“Penanganan kemiskinan, stunting dan gerakan super tangguh yang diampu oleh SKPD/OPD harus dilakukan dengan baik. Pendataan by name by address harus dikawal betul dan tidak hanya dari kelurahan saja, tapi juga tim penggerak PKK,” tegasnya.

Sinoeng menyebut, angka stunting di Kecamatan Sidorejo menurutnya agak tinggi yakni ada 155 kasus. Menindaklanjuti kasus ini, Pemerintah Kota (Pemkot) Salatiga akan memantau lewat puskesmas, posyandu, dan pemberian asupan makanan tambahan bergizi untuk mengatasi permasalahan tersebut. (Lingkar Network | Unggul Priambodo – Koran Lingkar)

Exit mobile version