Pj Bupati Sebut KIK Kendal dan KITB Batang Industri yang Bersinergi

BINCANG PAGI: Penjabat (Pj) Bupati Batang, Lani Dwi Rejeki (tengah), Walikota Pekalongan Achmad Afzan Arslan Djunaid, Bupati Kendal Dico M. Ganinduto dan Walikota Semarang Hendrar Prihadi saat menghadiri program Bincang Pagi untuk membahas langkah menjadikan daerah makin maju dengan mengoptimalkan sinergi keempat daerah. (Dok. Pemkab Batang/Lingkarjateng.id)

BINCANG PAGI: Penjabat (Pj) Bupati Batang, Lani Dwi Rejeki (tengah), Walikota Pekalongan Achmad Afzan Arslan Djunaid, Bupati Kendal Dico M. Ganinduto dan Walikota Semarang Hendrar Prihadi saat menghadiri program Bincang Pagi untuk membahas langkah menjadikan daerah makin maju dengan mengoptimalkan sinergi keempat daerah. (Dok. Pemkab Batang/Lingkarjateng.id)

BATANG, Lingkarjateng.id – Kabupaten Batang dan Kabupaten Kendal memiliki keunggulan masing-masing dengan adanya kawasan industri. Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB) yang dikelola oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sedangkan Kabupaten Kendal dengan Kawasan Industri Kendal (KIK) dikelola oleh pihak swasta.

Meski berbeda dalam prinsip pengelolaan, namun keduanya tetap membangun sinergi yang baik dan menjadi pilihan bagi investor untuk menanamkan modalnya.

Penjabat (Pj) Bupati Batang, Lani Dwi Rejeki menyampaikan bahwa saat ini KITB sedang berproses dalam pembangunan perusahaan-perusahaan dari Penanaman Modal Asing (PMA) di antaranya Inggris, Belanda dan Korea.

“Proses pembangunan sudah sampai pada tahap konstruksi. Diperkirakan sebagian dari perusahaan-perusahaan tersebut sudah beroperasi di tahun 2023 mendatang,” katanya saat menjadi narasumber dalam program Bincang Pagi di Aula Kantor Bupati, Kabupaten Batang pada Selasa, 20 September 2022.

Ia memastikan, setelah dioperasikannya KITB akan membutuhkan banyak tenaga kerja.

“Tidak hanya Sumber Daya Manusia (SDM) saja, tapi juga sarana prasarana penunjang lainnya,” jelasnya.

Ia menegaskan, sesuai arahan Presiden Republik Indonesia (RI), Joko Widodo, tujuan utama dibangunnya KITB adalah untuk menciptakan lapangan kerja seluas-luasnya, khususnya bagi warga Batang dan sekitarnya.

“Tahun 2023 mendatang KITB membutuhkan 2.500 tenaga kerja. Karena terletak di Batang, maka kami memanfaatkan potensi SDM yang ada di sini,” imbuhnya.

Lanjut Pj Lani, Kabupaten Batang dapat bekerja sama dengan daerah sekitar, seperti Kendal, Pekalongan serta Semarang, apabila potensi SDM lokal belum mencukupi.

Sementara itu, Bupati Kendal, Dico M Ganinduto mengatakan bahwa KITB dan KIK yang ada di Batang dan Kendal memang disiapkan sebagai masa depan kawasan industri di Indonesia.

“Jadi kalau ada yang bilang Kendal dan Batang bersaing, itu tidak benar. Justru ini bisa dijadikan pilihan bagi investor untuk memilih salah satu di antaranya,” tegasnya.

Lanjut Bupati Dico, keduanya dapat bersinergi untuk bersama-sama mengembangkan kawasan industri menjadi lebih besar.

“Setelah kedua kawasan industri ini berkembang yang harus kita pikirkan adalah infrastruktur penunjangnya. Salah satunya pembangunan infrastruktur kawasan pariwisata yang harus diintegrasikan dengan daerah-daerah di Jawa Tengah,” ujarnya. (Lingkar Network | Lingkarjateng.id)

Exit mobile version