Petugas Amankan Prosesi Pengambilan Api Dharma Tri Suci Waisak di Mrapen Grobogan

KHIDMAT: Sejumlah Bhikku Sangha menggelar upacara ritual Api Dharma Tri Suci Waisak di Mrapen Grobogan. (Istimewa/Lingkarjateng.id)

KHIDMAT: Sejumlah Bhikku Sangha menggelar upacara ritual Api Dharma Tri Suci Waisak di Mrapen Grobogan. (Istimewa/Lingkarjateng.id)

GROBOGAN, Lingkarjateng.id – Puluhan Bhikkhu Sangha yang dipimpin YM Bhiksu Samantha Kusala Mahasthavira (suhu Pushan) menggelar upacara ritual Api Dharma Tri Suci Waisak di Mrapen Grobogan pada Sabtu (14/05).

Kegiatan ini dilakukan pengamanan dari Polres Grobogan dan di-back up dari polsek jajaran Polres Grobogan. Pengamanan dipimpin langsung oleh Kabag Ops Polres Grobogan Kompol Sugiyanto.

Dalam kegiatan tersebut hadir para Bhikkhu Sangha dan Rohaniawan, majelis-majelis agama Budha dan LKBI tengah bergantian melakukan Puja Bhakti Penyakralan Api Dharma di depan Api Abadi Mrapen.

Setelah itu, Api Dharma diberangkatkan dari Mrapen Grobogan untuk disakralkan di Candi Mendut kemudian dibawa ke Candi Borobudur. Ritual ini dilaksanakan dalam rangka menyambut Tri Suci Waisak ke 2566 BE di tahun 2022 ini.

Koordinator Bidang Sosial dan Hukum DPP Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi) Esther Setiawati Santoso menerangkan, pengambilan api tersebut sebagai simbol kehidupan dalam keabadian.

Nekat Menyalip, Truk Alami Laka di Desa Jatilor Grobogan

“Walubi berupaya menjadikan kebersamaan dan kerukunan hidup umat beragama dilandasi cinta kasih sayang, welas asih yang bersifat universal dalam bingkai Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika,” terang Walubi.

Alasan pengambilan Api Dharma ini selalu dilakukan di Api Abadi Mrapen yakni karena menjadi simbol api abadi yang tak pernah padam. Tak hanya menggelar ibadah, bersama dengan Walubi DPD Jawa Tengah dengan seluruh bhiksu dan bhiksuni, dalam agenda tersebut juga diselipkan pembagian sembako kepada warga sekitar Api Abadi Mrapen.

Sementara itu, Sekjen DPD Walubi Jateng Gunawan menambahkan, pengambilan api Waisak di Mrapen ini kembali dilakukan setelah dua tahun tidak digelar karena pandemi. Pada agenda kali ini pun pihaknya tidak mengundang pejabat setempat untuk mengurangi kerumunan.

“Terakhir 2019, kemudian 2020 dan 2021 tidak diadakan karena pandemi. Kali ini pun masih digelar terbatas, kami tidak mengundang pejabat,” pungkasnya. (Lingkar Network | Lingkarjateng.id)

Exit mobile version