Pedagang di Semarang Jadi Kambing Hitam Imbasnya Kenaikan Komoditas Pangan

BERDAGANG: Pedagang sembako di pasar tradisional Kota Semarang mengaku kesal dan bingung lantaran jadi sasaran protes pelanggan karena harga komoditas pangan naik. (Adimungkas/Lingkarjateng.id)

BERDAGANG: Pedagang sembako di pasar tradisional Kota Semarang mengaku kesal dan bingung lantaran jadi sasaran protes pelanggan karena harga komoditas pangan naik. (Adimungkas/Lingkarjateng.id)

SEMARANG, Lingkarjateng.id Sejumlah pedagang tradisional di Kota Semarang nampak kesal lantaran selalu jadi sasaran protesnya konsumen. Hal ini disebabkan beberapa harga kebutuhan pokok yang terus merangkak naik.

Tak luput dari omelan pelanggannya, Ma’munah, salah seorang pedagang bawang di Pasar Ngaliyan mengaku, sering kali mendapat protes oleh pelanggan yang datang ke tempat ia berjualan. Ia merasa bingung, sebab yang menaikkan harga bawang bukanlah dirinya. Namun, ia yang justru kena batunya.

“Ya bingung, yang menaikkan harga bukan saya, kok. Sebelumnya saya beli sudah mahal, namun kok malah saya yang di protes,” ungkapnya, Senin (20/06).

Imbas dari naiknya bawang sejak dua Minggu ini kata dia, mengakibatkan pembeli turun drastis. Bahkan, dirinya menyebut hingga 60 persen pelanggan berkurang. 

Pedagang Sayur di Semarang Keluhkan Harga Sembako yang Melambung Naik

Ia turut mengeluhkan, banyak pelanggan yang memilih untuk membeli dagangannya beberapa ribu saja.

“Banyak yang tak membeli, kalaupun beli hanya beberapa saja,” tambahnya. 

Tak hanya pelanggannya yang berkurang, Ma’munah mengungkapkan, jumlah bawang yang terjual pun mengalami penurunan. Hal itulah yang membuat banyak bawang yang membusuk, karena lama dibiarkan. 

Lebih lanjut, jika hal ini terus menerus terjadi, maka dirinya terancam mengalami kerugian. “Kalau seperti ini terus saya rugi banyak,” tuturnya. 

Ia menjelaskan, harga bawang saat ini mencapai Rp 60 ribu per kilogram. Padahal sebelumnya, harga bawang hanya berkisar Rp 35 ribu rupiah per kilogram.

Harga Komoditas Melambung Naik, Pedagang Kecil di Semarang Rugi

“Jadi ini naiknya lebih dari Rp 20 ribu sendiri lho,” sebutnya.

Hal yang sama dirasakan oleh Astuti, pedagang asal Pasar Bulu, Kota Semarang. Astuti menyebut, kenaikan harga terjadi sudah beberapa minggu yang lalu. 

“Untuk kapannya saya belum tahu, kira-kira seminggu lebih,” terangnya.

Namun terkait permasalahan itu, Astuti mengaku tak mau ambil pusing. Ia mengatakan, kenaikan harga merupakan hal yang sudah biasa dan sering kali terjadi. 

“Ya biasa aja, sih. Paling nanti ya turun sendiri. Yang penting bisa terjual,” tandasnya. (Lingkar Network | Adimungkas – Koran Lingkar)

Exit mobile version