Nguri-Nguri Bahasa Jawa, Festival Tunas Bahasa Ibu Tingkat Kabupaten Digelar di Kudus

Nguri-Nguri Bahasa Jawa, Disdikpora Kudus Gelar Festival Tunas Bahasa Ibu

EKSPRESIF: Peserta lomba unjuk bakat di depan juri. (Hasyim Asnawi/Lingkarjateng.id)

KUDUS, Lingkarjateng.id – Sebanyak 54 peserta dari SD di 9 kecamatan se-Kabupaten Kudus saling berlomba dalam merawat bahasa ibu, bahasa Jawa dalam Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) tingkat Kabupaten Kudus yang digelar pada Rabu, 12 Oktober 2022.

Kegiatan yang berlangsung di Pusat Belajar Guru (PBG) Kudus itu berlangsung meriah, juga serius. Antusiasme peserta didik dari kelas 4 sampai kelas 6 yang berlomba menunjukkan semangat generasi muda dalam melestarikan bahasa dan kesenian Jawa.

Kasi Kurikulum Pendidikan Dasar Disdikpora Kudus, Afri Shofianingrum menyampaikan bahwa, FTBI ini bertujuan untuk nguri-nguri atau merawat Bahasa Jawa yang mulai ditinggalkan zaman.

Peserta yang telah lolos di tingkat kecamatan masing-masing memperebutkan kursi di tingkat Kabupaten untuk mewakili Kudus maju ke FTBI Jawa Tengah, pada November mendatang.

“Ini adalah salah satu cara nguri-nguri Bahasa Jawa yang mulai dianggap kuno dan ketinggalan zaman. Salah satu cara mengenalkan Bahasa Jawa melalui gaya kekinian. Kegiatan ini perlu diapresiasi karena antusiasme masyarakat juga luar biasa,” tuturnya.

Cabang lomba yang dilombakan di tingkat SD kali ini, terdapat tiga lomba. Di antaranya lomba menulis aksara, lomba mendongeng, dan lomba geguritan. Tak hanya diikuti anak SD saja, FTBI juga akan melibatkan siswa SMP se-kabupaten Kudus yang akan berlangsung pada tanggal 27 Oktober mendatang.

Selain untuk mendidik anak melestarikan bahasa ibu, kegiatan tersebut juga diharapkan dapat memantik rasa percaya diri siswa ketika berada di depan umum, menumbuhkan kecintaan terhadap seni dan bahasa jawa, serta dalam rangka membanggakan nama Kudus di tingkat provinsi.

“Potensi di Kudus juga sangat bagus, karena memang banyak guru dan orang tua yang mendukung anaknya untuk mengembangkan kemampuannya. Hal ini diharapkan dapat menciptakan penerus-penerus yang akan melestarikan bahasa Jawa ke depannya,” harapnya. (Lingkar Network | Hasyim Asnawi – Koran Lingkar)

Exit mobile version