Kolam Renang THR Kramat Batang Ditutup, Atlet dan Pelaku UMKM Kena Imbas

POTRET: Tampak bagian depan kolam renang Taman Hiburan Rakyat atau THR Kramat. (Web Pemkab Batang/Lingkarjateng.id)

POTRET: Tampak bagian depan kolam renang Taman Hiburan Rakyat atau THR Kramat. (Web Pemkab Batang/Lingkarjateng.id)

BATANG, Lingkarjateng.id – Peristiwa robohnya atap kolam renang prestasi Taman Hiburan Rakyat atau THR Kramat pada Jumat, 16 Desember 2022 masih menyisakan reruntuhan puing-puing. Alhasil, untuk sementara waktu lokasi tersebut ditutup bagi publik maupun latihan para atlet renang.

Kepala Dinas Pariwisata Kepemudaan dan Olahraga (Disparpora) Kabupaten Batang, Yarsono, menyampaikan bahwa proses perbaikan secara menyeluruh akan memakan waktu yang cukup lama. Sehingga segala aktivitas di dalamnya dihentikan.

“Memang akan berdampak bagi para atlet yang selama ini berlatih di kolam prestasi. Namun tidak perlu khawatir, karena proses pembinaan maupun latihan bisa dilakukan di kolam renang lain yang tersebar di Kota Batang,” ujarnya, pada Senin, 19 Desember 2022.

Akan tetapi, Yarsono belum dapat memastikan batas waktu penutupan karena proses pembersihan dan perbaikan membutuhkan waktu yang lama.

“Kami harus membersihkan tiang penyangga yang menimpa kolam renang dulu. Jadi untuk sementara, baik masyarakat maupun para atlet belum bisa menggunakan kolam sebagaimana mestinya,” jelasnya.

Baru 3 Tahun Diresmikan, Atap Kolam Renang THR Kramat Batang Roboh

Tutupnya kolam renang THR Kramat diakui Yarsono dapat berpengaruh pada Pendapatan Asli Daerah (PAD). Pasalnya, kolam renang ini merupakan salah satu sumber pendapatan daerah Pemkab Batang.

“Tentu saja bisa menurunkan PAD hingga 3 persen. Itu karena destinasi wisata THR Kramat merupakan salah satu sumber PAD kita,” lanjutnya.

Meski demikian, penurunannya tidak terlalu terasa, karena ada banyak destinasi wisata lain di Kabupaten Batang yang menyokong pemasukan PAD.

Sementara itu, Wakil Ketua Bidang Sarana Prasarana Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PRSI) Batang, Arya Doni, sangat menyayangkan peristiwa tersebut karena secara otomatis kegiatan latihan rutin harus berpindah ke wahana kolam renang lain.

Di Batang ada beberapa pilihan tempat latihan, seperti Gajah Mada dan Sendang Sari. Namun demikian, ia mengharapkan proses perbaikan kolam renang THR Kramat segera dilakukan.

“Tapi kalau disuruh milih, ya, kalau bisa tetap di THR Kramat karena kolam prestasinya sudah sesuai standar buat para atlet nasional. Tiap klub renang biasanya berlatih maksimal selama 2 jam, terbagi dalam dua waktu yakni pagi dan sore,” ucapnya.

Dari sisi ekonomi, tutupnya THR Kramat juga juga dirasakan pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang tiap harinya menjajakan dagangannya di sekitar THR Kramat.

Salah satu pelaku UMKM, Sri mengungkapkan bahwa selama berjualan di THR Kramat sangat berpengaruh terhadap pendapatan setiap harinya.

“Dulu waktu banyak yang renang, omset jualan mi ayam bisa sampai 10 mangkok lebih. Tapi sekarang cuma 5 mangkok,” tuturnya. (Lingkar Network | Lingkarjateng.id)

Exit mobile version