Kirab Buka Luwur Mbah Rogo Moyo Kudus Berlangsung Meriah

MEMBUKA: Bupati Kudus HM Hartopo mengibarkan bendera pertanda dimulainya pelaksanaan Kirab Buka Luwur Mbah Rogo Moyo, Sang Maestro Rumah adat Joglo Pencu di Dukuh Proko Winong, Desa Kaliwungu, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kudus pada Kamis, 11 Agustus 2022.

MEMBUKA: Bupati Kudus HM Hartopo mengibarkan bendera pertanda dimulainya pelaksanaan Kirab Buka Luwur Mbah Rogo Moyo, Sang Maestro Rumah adat Joglo Pencu di Dukuh Proko Winong, Desa Kaliwungu, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kudus pada Kamis, 11 Agustus 2022. (Hasyim Asnawi/Lingkarjateng.id)

KUDUS, Lingkarjateng.idBupati Kudus, HM Hartopo menghadiri secara langsung Kirab Buka Luwur Mbah Rogo Moyo, Sang Maestro Rumah adat Joglo Pencu di Dukuh Proko Winong, Desa Kaliwungu, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kudus pada Kamis, 11 Agustus 2022.

Kirab diikuti oleh 2.000 peserta dari 30 kontingen perwakilan dari Dukuh Proko Winong dan dukuh di Desa Kaliwungu. Peserta berjalan dengan membawa gunungan hasil bumi juga kreasi beraneka ragam yang memeriahkan pelaksanaan kirab.

Bupati HM Hartopo yang hadir langsung mengibarkan bendera sebagai pertanda dimulainya kirab. Dalam sambutannya, Bupati Hartopo mengapresiasi gelaran kirab yang berlangsung. Ia menuturkan, masyarakat perlu melestarikan tradisi buka luwur dan merawat makam Islam Gebyok untuk mengenang jasa Mbah Rogo Moyo.

“Kita sebagai cucu-cucu Mbah Rogo Moyo sudah semestinya mengenang jasa beliau dengan cara merawat makam, dan melestarikan buka luwur. Ini bisa menjadi insirparsi bersama dan perhatian khusus bagi anak desa,” ujarnya.

Kirab buka luwur, lanjut Bupati Hartopo, sekaligus menjadi sarana untuk mengingatkan masyarakat pada zaman dulu. Hasil bumi yang dikirab menjadi simbol rasa syukur masyarakat Proko Winong yang gemah ripah loh jinawe.

Ketua Panitia Penyelenggara, Nurul Abidin mengatakan Kirab Buka Luwur  Mbah Rogo Moyo baru tahun ini dilaksanakan sebagai sarana supaya generasi penerus mengetahui sejarah dari leluhurnya. Kirab yang diarak menuju makam menunjukkan visualisasi peninggalan Mbah Rogo Moyo, seperti miniatur tumpang songo, hasil bumi, alat pertukangan, hingga gunungan nasi berkah 2.000 bungkus yang dibagikan kepada warga.

“Untuk ngalap berkah Mbah Rogo Moyo, masyarakat akan memperebutkan nasi berkah yang dibungkus daun jati,” ungkapnya.

Selain kirab, peringatan haul dan buka luwur Mbah Rogo Moyo, juga dilaksanakan napak tilas ke Dukuh Proko Winong dan penjamasan benda-benda peninggalan Mbah Rogo Moyo.

Napak tilas diikuti seluruh warga Dukuh Proko Winong menuju sejumlah tempat yang menjadi petilasan Mbah Rogo Moyo, seperti pesanggrahan, tempat berteduh yang sekarang jadi masjid Al-Aziz, dan tempat pasujudan yang kini jadi Masjid Darul Istiqomah. Kemudian dilanjutkan penjamasan alat-alat pertukangan kayu milik Mbah Rogo Moyo yaitu jangka, siku dan buku pertukangan.

Sementara itu, Kepala Desa Kaliwungu berharap dengan adanya kirab tersebut masyarakat dapat mempererat tali silaturahmi dan rasa persaudaraan antar sesama. Ia berharap gelaran kirab tersebut dapat menjadi contoh dan teladan bagi desa lainnya.

“Supaya masyarakat Proko Winong selalu melestarikan dan nguri-nguri budaya di daerahnya. Khususnya untuk pembelajaran sejarah anak cucu tentang sosok Mbah Rogo Moyo dan karakternya yang tawaduk,” bebernya. (Lingkar Network | Hasyim Asnawi – Koran Lingkar)

Exit mobile version