Ketua DPRD Jepara Ajak Warga Maknai Kurban untuk Tingkatkan Keimanan

Ketua-DPRD-Jepara-Ajak-Warga-Maknai-Kurban-untuk-Tingkatkan-Keimanan

MENYAMPAIKAN : Ketua DPRD Jepara, Haizul Ma'arif menyampaikan khotbah Idul Adha di Masjid Baiturrohim Raguklampitan, Kecamatan Batealit, Kabupaten Jepara. (Muslichul Basid/Lingkarjateng.id)

JEPARA, Lingkarjateng.id – Hari Raya Idul Adha merupakan hari raya umat Islam yang jatuh setiap tanggal 10 Dzulhijjah. Momen Idul Adha tidak dapat dilepaskan dengan kisah keluarga Nabi Ibrahim as. Peristiwa itu tercantum dalam Al-Quran Surat As-Saffat ayat 100-103. Hal ini disampaikan Ketua DPRD Jepara, Haizul Ma’arif saat memberikan Khotbah Idul Adha di Masjid Baiturrohim Raguklampitan, Kecamatan Batealit, Kabupaten Jepara, Minggu (10/7). 

“Kala itu, Nabi Ibrahim dan Siti Hajar sangat menantikan kehadiran calon buah hatinya. Untuk itu lah, mereka tak henti meminta kepada Allah SWT agar diberikan keturunan yang dapat melanjutkan dakwahnya. Kemudian datanglah malaikat yang membawa kabar gembira bahwa mereka akan dikaruniai seorang putra yang cerdas lagi sabar, yaitu Nabi Ismail as. Namun, setelah Nabi Ismail as menginjak usia remaja, Nabi Ibrahim as mendapatkan perintah dari Allah SWT melalui mimpi untuk menyembelih putra semata wayangnya yaitu Nabi Ismail as,” tutur Gus Haiz sapaan akrab Ketua DPRD Jepara

Gus Haiz menjelaskan, sikap yang diambil oleh Nabi Ismail as mencerminkan sikap seorang yang sabar dan percaya bahwa mimpi tersebut merupakan kebenaran yang datang dari Allah SWT serta semua perintah yang datang dari Allah SWT harus dilaksanakan. Keikhlasan yang dimiliki oleh Nabi Ibrahim as adalah, karena dirinya menyadari bahwa semua yang dimilikinya saat ini sekedar titipan dari Allah SWT.

“Segala sesuatu yang kita miliki di dunia hanyalah titipan dari Allah SWT, maka kita perlu belajar untuk ikhlas ketika semua harus kembali kepada pemiliknya dan menjaganya dengan baik selagi masih dititipkan kepada kita,” terang Ketua DPRD Jepara. 

Melalui peristiwa yang dialami Nabi Ibrahim as dan Nabi Ismail as, Gus Haiz menyampaikan beberapa poin utama yang dapat dijadikan contoh untuk dapat meningkatkan spiritual saat Idul Adha. Yang pertama adalah iman. iman bisa dikuatkan dengan cara melaksanakan perintah Allah SWT. Yang kedua adalah ikhlas, yang berarti ikhlas dengan hubungan kita kepada Allah SWT. Dengan begitu, kita akan terhindar dari sifat riya atau pamer. 

“Yang ketiga adalah ilmu, karena dengan terus mencari ilmu maka hidup kita serta ibadah kita dapat bernilai. Sedangkan yang keempat adalah sikap sabar,” lanjut Ketua DPRD Jepara. 

Kemudian selanjutnya adalah cinta orang tua kepada anaknya, dan hormatnya anak kepada orang tua. Terbentuknya sikap baik dari Nabi Ismail tidak luput dari peran Nabi Ibrahim dan Siti Hajar sebagai orang tuanya. Sedangkan yang bisa membalas cinta orang tua kepada anaknya adalah birrul walidain. Doa orang tua adalah doa yang mustajab.

“Artinya, sikap kita kepada orang tua pun akan diperlihatkan di hari akhir dan dimintai pertanggungjawaban. Oleh karenanya, kita perlu menghormati mereka dengan membahagiakan mereka selagi masih bersama kita, dan doakan beliau, serta jagalah cucunya kelak,” sambungnya. 

Ketua DPRD Jepara menambahkan, poin terakhir adalah membangun keluarga yang sakinah, mawadah, dan warohmah. Melalui Nabi Ibrahim kita dapat melihat satu keluarga yang saling asah, asih, dan asuh. Untuk mendapatkan spiritual Idul Adha.

“Maka dari itu, kita perlu menyingkirkan jauh-jauh rasa kepemilikan kita terhadap ‘Ismail’. Merasa lah bahwa semua hanyalah titipan Allah SWT. Dengan begitu kita dapat lebih menjaganya dan ikhlas ketika hal itu pergi,” pungkas Gus Haiz. (Lingkar Network | Muslichul Basid – Koran Lingkar)

Exit mobile version