Kenaikan Harga BBM, Angka Inflasi di Kudus Naik 1,65 Persen

MENJUAL: Pedagang di Pasar Bitingan Kudus saat sedang melayani pembeli belum lama ini. (Nisa Hafizhotus S/Lingkarjateng.id)

MENJUAL: Pedagang di Pasar Bitingan Kudus saat sedang melayani pembeli belum lama ini. (Nisa Hafizhotus S/Lingkarjateng.id)

KUDUS, Lingkarjateng.idBadan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Kudus menyebut bahwa pasar tradisional saat ini mengalami penurunan pengunjung usai adanya kenaikan harga BBM (bahan bakar minyak). Pasalnya, kenaikan harga BBM menjadi faktor terbesar terjadinya kenaikan harga barang di pasar dan naiknya inflasi di Kudus.

“Ada penurunan daya beli masyarakat yang menyebabkan pasar tradisional menjadi sepi pembeli,” kata Kepala BPS Kabupaten Kudus, Rahmadi Agus Santosa, pada Senin, 10 Oktober 2022.

Ia mengatakan, Kabupaten Kudus mengalami inflasi sebesar 1,65 persen pada bulan September 2022. Angka inflasi itu naik, salah satunya dipengaruhi oleh kenaikan harga BBM.

“Kenaikan harga BBM yang terjadi, berpengaruh tinggi terhadap inflasi di Kudus,” ucapnya.

Selain inflasi, kenaikan harga BBM juga diikuti oleh kenaikan harga bahan-bahan di pasaran. Diantaranya seperti beras, pakaian, tembakau hingga pasir.

“Sedangkan untuk harga barang-barang yang menahan laju inflasi yaitu bawang merah, emas, bayam, tomat dan susu bubuk,” imbuhnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Fasilitasi Perdagangan, Promosi dan Perlindungan Konsumen Dinas Perdagangan Kabupaten Kudus Imam Prayitno membenarkan bahwa kondisi di pasar tradisional saat ini memang mulai sepi. Namun, pihaknya optimistis daya beli masyarakat ke pasar tradisional akan segera kembali naik.

“Jadi kemarin (bulan September) ada tiga kegiatan pasar rakyat di Kabupaten Kudus. Semua kegiatan itu sangat ramai, saya yakin itu yang menjadi salah satu alasan kenapa pasar tradisional menjadi sepi kemarin,” paparnya.

Ia memprediksi, jumlah kunjungan ke pasar tradisional akan segera mengalami kenaikan sekitar tiga sampai empat persen. Menurutnya, bantuan sosial yang digelontorkan pemerintah untuk masyarakat akan meningkatkan jumlah pengunjung di pasar tradisional.

“Saya yakin setelah ada Bansos, tren pengunjung pasar akan naik. Prediksi saya akan mengalami kenaikan sekitar tiga sampai empat persen,” katanya. (Lingkar Network | Nisa Hafizhotus S – Koran Lingkar)

Exit mobile version